Selasa, 06 Maret 2018

Konsumsi Gula Berlebih Bisa Merusak Gusi

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Gula-doktersehat
Photo Credit: Flickr.com/Jeanny

DokterSehat.Com– Saat seseorang memiliki kadar gula yang tidak stabil, maka fungsi beberapa organ vitalnya akan terganggu. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa kadar gula yang berlebih dalam tubuh juga bisa memengaruhi kondisi gusi.

Photo Credit: Flickr.com/Jeanny

Untuk diketahui, mereka yang memiliki kadar gula yang tinggi akan mengalami penurunan leukosit (sel darah putih). Akan tetapi, jumlah bakteri anaerob dan enzim kolagenase akan meningkat. Hal itulah yang memicu kerusakan jaringan periodontal. Gejalanya, gusi sering bengkak, mudah mengalami infeksi, dan kadang-kadang bernanah

Penyakit gusi biasanya ditandai dengan gigi goyang ketika menggigit dan mengunyah makanan. Gusi Anda juga akan memerah, membengkak, jadi lebih lunak, dan mengalami perdarahan terutama saat menyikat gigi. Kondisi ini juga disebut sebagai gingivitis atau radang gusi.

Jika dibiarkan, penyakit ini bisa bertambah parah dan berkembang jadi periodontitis. Periodontitis biasanya menunjukkan gejala berupa gigi renggang, gigi tanggal, dan bau mulut tak sedap.

Membatasi Asupan Gula

Untuk mengatasi berkembangnya gingivitis, salah satu langkah yang harus Anda lakukan adalah membatasi asupan gula. Menurut ahli kesehatan, gula yang diserap tubuh bisa menjadi sumber makanan bagi bakteri penyebab sakit gusi. Selain itu, gula yang menempel di gusi juga akan berubah jadi asam. Pada akhirnya, bakteri pun akan jadi semakin ganas dan sulit diberantas. Lingkungan yang asam adalah tempat ideal bagi bakteri penyebab sakit gusi untuk berkembang biak.

Oleh karenanya, hindari dulu makanan dan minuman manis seperti permen, kue,  puding, dan sirup. Selain itu, Anda juga harus menghindari makanan dan minuman kemasan yang mengandung pemanis tambahan seperti jus buah dalam kemasan, minuman bersoda, dan kopi instan.

Sementara itu, menurut Kelly Pritchett, ahli diet dari Academy of Nutrition and Dietetics, salah satu langkah yang bisa Anda lakukan untuk untuk mengurangi asupan gula adalah mengganti jenis gula yang Anda konsumsi.

Pritchett mengungkapkan, ada cukup banyak jenis gula yang terdapat di produk makanan tanpa kita sadari keberadaannya. Maka dari itu, selain mengurangi asupan makanan manis Anda juga perlu memilih jenis gula dengan tepat.

Dia menganjurkan agar mengganti gula pada makanan dengan buah. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan buah pada adonan kue atau roti sebagai pengganti gula. Buah juga memiliki kandungan gula sehingga dapat menambahkan rasa manis pada makanan. Beberapa buah yang cukup umum dicampurkan pada makanan adalah pisang atau apel.

Tidak Hanya Gula

Pada umumnya penyakit gusi disebabkan oleh akumulasi plak pada permukaan gigi dan batas antara gigi dan gusi. Plak ini kemudian mengeras membentuk tartar, atau calculus pada gigi dan seiring menebalnya lapisan tersebut, gusi mulai surut sehingga dapat menyebabkan terbentuknya kantung gusi di bawah tepi gusi.

Dengan kondisi tersebut, jaringan di bawah tepi gusi semakin rentan terhadap penyakit dan kerusakan. Selain konsumsi gula yang berlebih, berikut ini adalah kebiasaan buruk yang bisa memengaruhi terjadinya penyakit gusi.

  • Merokok, yang secara signifikan meningkatkan risiko penyakit gusi
  • Tambalan gigi yang buruk
  • Teknik membersihkan gigi yang tidak tepat
  • Perubahan hormon (menopause, kehamilan dan pubertas)
  • Obat-obatan (beberapa obat jantung dan antibiotik)
  • Genetik
  • Stres
  • Penyakit kronis

Jangan anggap remeh kesehatan gusi. Gusi adalah rumah bagi gigi. Dengan gusi yang sehat maka gigi pun akan ikut sehat.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

0 Post a Comment/Comments:

Posting Komentar