DokterSehat.Com – Sebuah penelitian yang dilakukan oleh dr. Harrison Pope yang merupakan direktur Biological Psychiatry Laboratory yang ada di McLean Hospital di Massachusetts, Amerika Serikat, menyebutkan jika pria masa kini di Amerika Serikat cenderung ingin memiliki tubuh ala superhero yang berotot. Menurut mereka, dengan tubuh yang berotot, tampilan mereka menjadi lebih prima dan lebih jantan. Sayangnya, untuk mendapatkan tubuh yang berotot ini, banyak pria yang tidak memilih jalan yang sehat, yakni berolahraga atau menerapkan pola makan sehat. Mereka justru kerap terjerumus dalam obat-obatan yang berbahaya bagi kesehatannya.
Tanpa kita sadari, dunia film atau para model kini semakin menggambarkan pria berusia muda hingga yang berusia 45 tahun sebagai pria yang lebih berotot. Hal ini ternyata mempengaruhi pola pikir banyak pria untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Menurut Pope, ada sebuah penelitian yang dilakukan tahun lalu yang menunjukkan jika pria Amerika cenderung tidak puas dengan kondisi fisiknya layaknya yang terjadi pada kaum hawa. Para remaja pria bahkan kini cenderung lebih tidak puas dengan kondisi tubuhnya jika dibandingkan dengan remaja putri.
Banyak yang menggambarkan otot pada tubuh pria sebagai simbol maskulinitas. Karena alasan inilah kini pusat kebugaran atau gym cenderung memiliki lebih banyak pengunjung daripada jaman dahulu. Sayangnya, kini juga semakin banyak pria yang mengkonsumsi anabolic steroid, obat-obatan yang diyakini mampu menambah massa otot sehingga bisa membuat tubuh menjadi lebih kekar. Pope bahkan menyebutkan jika setidaknya ada 4 juta pria Amerika pernah mengkonsumsi obat-obatan ini setidaknya sekali dalam hidupnya.
Kebanyakan pria berusia muda menggunakan obat ini untuk memperbaiki kondisi fisik mereka. Padahal, konsumsi obat ini mampu meningkatkan resiko kematian dini, gangguan neurobehavioral layaknya gangguan berpikir dan memperhatikan, hingga gangguan jantung. Banyak hasil penelitian yang menyebutkan jika konsumsi steroid mampu memicu cardio myopathy, kondisi dimana jantung tak mampu memompa atau mengisi darah dengan efektif. Selain itu, ada pula resiko terkena gangguan hormon yang bahkan bisa memicu masalah gangguan seksualitas.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 Post a Comment/Comments:
Posting Komentar