Kamis, 20 November 2014

Distosia dalam persalinan

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Distosia Bahu memang kurang familiar bagi para ibu. Namun ternyata sekitar satu-pertiga dari semua kejadian Sectio Caesarea (Operasi Sesar) dilakukan karena alasan “kegagalan kemajuan persalinan,” itu ditandai dengan lambatnya kemajuan persalinan atau bahkan berhentinya penurunan bagian terendah janin ke panggul atau bisa juga lambatnya dilatasi serviks (pembukaan) yang terjadi selama proses persalinan. Dan salah satu penyebab mengapa hal itu terjadi adalah karena adanya distosia .


 


Apa sebenarnya definisi dari distosia?


Distosia ialah persalinan atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima faktor persalinan, yaitu :


1. Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang terlalu kuat atau akibat upaya mengedan ibu (kekuatan power).


2. Perubahan struktur pelvis (jalan lahir / passage)


3. Sebab-sebab pada janin, meliputi kelainan presentasi atau kelainan posisi, bayi besar dan jumlah bayi (penumpang/passenger).


4. Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan (biasanya posisi lithotomi/terlentang)


5. Respons psikologi ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan pengalaman, budaya dan warisannya sistem pendukung.


Apa Penyebab Distosia dalam persalinan?


Ini mungkin melibatkan satu atau kombinasi dari beberapa faktor. Pertama, kekuatan kontraksi di semua tahapan persalinan mungkin kurang kekuatan atau tidak terkoordinasi. Kedua, janin mungkin tidak sesuai dengan lebar dan luas panggul karena ukuran, posisi atau presentasi. Ketiga, mungkin ada suatu kelainan dari tulang panggul, mungkin satu atau lebih tulang mungkin terlalu kecil untuk mengakomodasi janin atau mungkin ada kelainan atau fraktur lama yang dapat menghambat kemajuan persalinan. Mari kita lihat dan kaji setiap kemungkinan tersebut.


Rahim Anda dan Kontraksi


Rahim terdiri dari serat otot longitudinal dan transversal yang harus bekerja dan berkontraksi secara serempak, hal ini akan menyebabkan bagian atas rahim menebal dan bagian bawah menjadi menipis. Kadang-kadang, mungkin serat otot rahim lemah atau tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga tidak terkoordinasi. Hal ini dapat terjadi pada persalinan prematur ketika ada reseptor oksitosin terlalu sedikit hadir pada tahap awal persalinan normal sebelum proses ini menjadi terkoordinasi. Overdistension rahim juga dapat menyebabkan kurang efisien nya kontraksi jika janin sangat besar, atau jika ada lebih dari satu janin. Kelelahan atau dehidrasi dapat menyebabkan rahim untuk tdak bekerja dengan baik.  Para ibu yang merasakan  emosi negatif selama proses persalinan seperti takut, cemas, panik, khawatir, mungkin juga memiliki dampak negatif pada tingkat kontraksi. menurunnya kemampuan kontraksi rahim ini mungkin juga bisa menjadi tanda adanya ketidakseimbangan antara panggul dan bayi. Namun, bergegas untuk melakukan operasi caesar atau menggunakan ekstraksi vakum atau forsep tidaklah selalu merupakan jawabannya. Pertama kali yang dilakukan bidan adalah harus mencoba memberi makan dan minum kepada ibu, karena distosia bisa juga terjadi akibat dehidrasi otot dan kelelahan. Kemudian bidan juga harus memberi keleluasaan kepada ibu untuk bergerak bebas dan untuk mengubah posisi, dan menyediakan penghilang rasa sakit alami dan selalu mendampingi si ibu tersebut.


Selama detak jantung bayi normal dan baik-baik saja maka bidan dapat latihan kesabaran dan kepercayaan dalam proses kelahiran normal. Obat dan anestesi seperti epidural dapat mempengaruhi proses persalinan baik negatif atau positif. Nyeri dapat meningkatkan tingkat stres ibu dan memungkinkan mengurangi kemampuan ibu untuk bersantai. Untuk itu ibu harus di dampingi olleh bidan secara terus menerus sehingga dapat memberikan support kepada ibu.


Bayi Anda Selama “Perjalanan persalinan”


Selama proses persalinan dan kelahiran, janin harus menavigasi serangkaian ruang yang sangat rapat. Panggul normal memiliki inlet yang cukup lapang, midplane ketat dan outlet yang pas. Bayi bergerak ke inlet (dalam panggul) sebelum persalinan pada ibu yang pertama kali dan selama persalinan pada wanita yang telah melahirkan satu atau lebih. Setelah sepenuhnya kepala berada pada “stasiun nol,” kepala bayi harus memutar (dengan bantuan kontraksi uterus yang kuat) untuk menyajikan diameter terkecil dari kepala di pertengahan panggul. Begitu ketika dia berada pada “stasiun plus satu” melalui “stasiun plus empat” bayi berputar sehingga wajah langsung turun atau menunduk (atau naik, dalam kasus bayi posterior). Otot-otot dasar panggul, dikombinasikan dengan kelengkungan sakrum dan usaha ibu mendorong, semua dilakukan secara serempak untuk membantu bayi turun.


Setiap bagian panggul ibu yang abnormal dengan diameter kecil, dapat memperpanjang lamanya persalinan atau membuat tidak efisien. Dalam situasi lain, bayi mungkin terlalu besar untuk menavigasi panggul, menyebabkan distosia. Dalam kebanyakan kasus, bayi diberikan waktu untuk melaukan moulase (menyempitkan tulang tengkorak kepala) sehingga dapat melewati jalan lahir. Jika upaya menghilangkan rasa sakit, dan rangsangan rahim ibu tidak mengarah ke kemajuan, operasi caesar dapat dilakukan.


Karena kandung kemih penuh atau rektum penuh juga dapat menghambat kemajuan dan menghalangi bagian itu, ibu dianjurkan untuk mengosongkan kandung kemih mereka setidaknya setiap dua jam selama persalinan. Bidan tidak lagi secara rutin menggunakan enema, karena usus memiliki kecenderungan alami untuk mengosongkan diri di tahap awal persalinan. Namun, enema dapat diminta atau direkomendasikan jika itu akan membuat ibu lebih nyaman.


Bayi Anda Selama persalinan


Berat badan bayi sangat bervariasi. Pada kehamilan yang normal, berat badan ditentukan oleh kombinasi genetika dan asupan gizi ibu. Ukuran kepala dapat bervariasi satu sampai dua sentimeter, yang dapat membuat perbedaan dalam negosiasi midplane panggul. Ibu yang kenaikan berat badannya lebih dari 40 kilogram selama kehamilan dan ibu dengan diabetes yang tidak terkontrol memiliki bayi yang lebih besar dari rata-rata.


struktur panggul yang abnormal, adanya kelainan pada panjangnya tali pusat, lokasi implantasi plasenta, jumlah anak ibu dan kesehatan janin. Bayi dengan posisi posterior atau dalam presentasi sungsang mungkin juga bisa menyebabkan terjadinya distosia. Kepala bayi idealnya harus juga tertekuk sehingga bagian terkecil dari tengkorak atau ubun-ubun kecil duluan yang keluar. Bila tidak, maka akan sangat tidak menguntungkan karena harus diperlukan bidan luas panggul yang lebih besar dan ada risiko lebih besar untuk terjadi distosia.


Salah satu cara untuk mencoba untuk mengatasi distosia adalah untuk membuat kontraksi lebih kuat dan lebih sering dengan oksitosin intravena. Dengan meningkatkan kekuatan kontraksi, diharapkan bahwa bayi dapat memutar atau kepalanya lebih cocok.  Berbagai obat dan teknik anestesi dapat mengontrol rasa sakit atau memungkinkan ibu untuk tidur dan membangun kembali energinya.


Pemecahan Kantung ketuban dapat membantu dalam mengatasi distosia. Prosedur ini diduga merangsang pelepasan prostaglandin dan mendorong kepala bayi untuk turun ke leher rahim.  Dampak Emosional Selama persalinan


Persalinan dapat memlambat atau berhenti ketika si ibu berada dalam emosi yang intens. Penelitian telah menunjukkan bahwa korban pelecehan atau kekerasan membutuhkan perawatan yang sangat khusus selama persalinan. Ada sejumlah besar bukti bahwa kehadiran wanita lain dalam peran penyedia perawatan mengurangi rasa takut ibu dan dapat mengurangi risiko nya persalinan lama dan kelahiran sesar.  Mencegah Distosia


Pencegahan adalah terapi terbaik. Dan berikut ini adalah beberapa pencegahan yang dapat Anda lakukan:


1. Pada awal kehamilan, memperhatikan gizi dan aktivitas. Mempersiapkan tubuh Anda makanlah makanan yang bergizi dan kaya biji-bijian, protein dari berbagai sumber, buah-buahan dan sayuran. Jaga berat badan dalam batas yang direkomendasikan dan mempertahankan olahraga sehari-hari.


2. Belajar tentang teknik melahirkan dan apa yang diharapkan. Siapkan daftar keinginan preferensi kelahiran Anda


3. hindari intervensi dalam persalinan.


4. Memperhatikan saran dari bidan atau dokter, tetapi cobalah untuk tinggal di rumah selama mungkin.


5. Ubah posisi sesering mungkin saat Anda berada dalam proses persalinan


6. Cari tahu apakah rumah sakit atau klinik bersalin menawarkan melahirkan di dalam air. Air hangat telah dapat mengurangi waktu yang dihabiskan dalam persalinan dan kebutuhan untuk obat nyeri.


Nah semoga bermanfaat


Salam Hangat




Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

0 Post a Comment/Comments:

Posting Komentar