Diagnosis CPD (cephalopelvic disporpotion) adalah keadaan dimana kepala bayi dianggap terlalu besar untuk melewati panggul wanita itu. CPD ini disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya.
Pada abad 18 dan 19, kekurangan gizi, rakhitis dan penyakit seperti polio menyebabkan anomali panggul, yang mengakibatkan kematian saat melahirkan. Memang awalnya CPD adalah alasan paling umum untuk melaksanakan operasi caesar. Di zaman modern, bagaimanapun, CPD jarang terjadi, karena standar umum hidup kita sangat jauh lebih tinggi dibanding abad 18,19 yang lalu dan kejadian CPD lebih mungkin disebabkan oleh fraktur tulang panggul akibat kecelakaan lalu lintas jalan atau kelainan bawaan.
Seringkali CPD tersirat didiagnosis. Dalam kasus di mana proses persalinan telah gagal untuk maju atau bayi menjadi tertekan, staf medis umumnya menganggap bahwa ini disebabkan ketidakmampuan fisik pada ibu daripada melihat ke arah keadaan perawatan ibu. Masalah ini sering terjadi ketika CPD tidak diduga dan ada penyebab lainnya seperti ketakutan, kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan medis, kurangnya dukungan emosional dan non-kontinuitas petugas kesehatan.
Â
Banyak wanita khawatir tentang bagaimana sesuatu yang besar seperti bayi akan turun di sebuah sebuah lorong sempit di vagina, sehingga implikasi ketidakmampuan panggul dapat mengkonfirmasi ketakutan pribadi, rasa rendah diri, berikutnya mempengaruhi kemajuan dari setiap persalinan dan menambahkan perasaan kegagalan terjadi dalam hati dan pikiran ibu.
CPD juga kadang dicurigai ketika kepala bayi gagal untuk turun ke dalam panggul, Ketika seorang ibu di duga CPD, x-ray ,pelvimetry mungkin disarankan, baik ante-natal atau pasca-natal. panggul ibu diukur dengan x-ray untuk menilai kecukupan panggul. Terlepas dari resiko kesehatan x-ray, metode penilaian panggul telah dikritik karena telah terbukti tidak akurat dan karena sering hasilnya tidak mempengaruhi cara pengelolaan persalinan. Karena kekhawatiran paparan x-ray kepada ibu dan bayi, beberapa rumah sakit menawarkan pelvimetry oleh computed tomography (CT) scan yang menggunakan dosis radiasi yang jauh lebih rendah.
Dalam kasus apapun, CPD sulit untuk mendiagnosis secara akurat karena tidak kurang dari empat variabel yang tidak dapat diukur:
1. otot penyangga dan ligamen panggul yang tidak terstruktur, tetap kokoh
Selama kehamilan dan proses persalinan hormon relaksin melembutkan ligamen yang bergabung dengan tulang panggul, sehingga panggul dapat ‘stretch’. Tingkat ekspansi yang dicapai panggul akan bervariasi dari wanita dengan wanita dan dari kehamilan satu dengan kehamilan yang lain
2. Moulase pada Kepala bayi
Kepala Bayi terdiri dari tulang terpisah yang bergerak relatif satu terhadap yang lain, yang memungkinkan kepala bayi untuk moulase atau melakukan tumpang tindih dan dengan demikian maka akan mengurangi diameter kepala selama perjalanan menuruni jalan lahir. Tidak seorangpun dapat memprediksi kapasitas molase kepala bayi, karena ini adalah fitur dari proses lahir normal, yang seharusnya tidak mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan bayi.
3. Posisi dimana seorang wanita beradaptasi selama persalinan dan melahirkan membuat perbedaan untuk dimensi panggul
Jongkok, misalnya, dapat meningkatkan luas pengukuran panggul sampai 30%. Salah satu posisi yang paling umum untuk wanita ketika melahirkan, yaitu dengan agak bersandar (setengah duduk) di mana berat badan ibu tertumpu pada tulang ekor nya, akan membatasi gerakan tulang ekor, yang sebenarnya sangat bisa di ajak kompromi untuk memperluas panggul. Dengan menghindari posisi ini saat persalinan, seorang wanita mungkin akan mampu melahirkan secara normal pervagina dan lebih lancar karena luas panggul bertambah.
4. Posisi bayi
Posisi bayi dapat menjadi sangat penting, karena ini akan berhubungan dengan seberapa diameter luas panggul yang diperlukan untuk dapat dilewati kepala bayi.
Bagaimana jika saya telah memiliki diagnosis CPD sebelumnya?
Memang, banyak kasus didokumentasikan di mana wanita yang telah didiagnosa menderita CPD dan kemudian dapat bersalin normal melalui vagina namun seringkali ketika diagnosis CPD telah dibuat, banyak orang masih percaya bahwa ini merupakan alasan untuk mengulangi caesar.
saya percaya ada kasus CPD namun kejadian CDP murni sangatlah jarang, beberapa kasus yang saya lihat adalah posisi bayi dengan presentasi asynclitic sehingga bayi sulit untuk turun panggul langsung di nilai atau di cap sebagai CPD. Selain itu sering kali diagnose CPD di beritahukan kepada seorang ibu karena si ibu berpostur tubuh pendek. Padahal belum tentu ibu dnegna postur tubuh pendek selalu menderita CPD. Karena beberapa pasien saya mempunyai postur tubuh yang pendek namun ternyata dia bisa melahirkan secara normal pervagina. Kadang ada ketidakjujuran dan kurangnya pemahaman yang benar dari kemampuan tubuh seorang wanita dalam proses persalinan. Dan ini terjadi terutama ketika ada seorang dokter yang mengatakan bahwa si ibu panggulnya sempit sehingga persalinannya harus dibantu dengan vacuum atau forsep. Dimana logikanya apakah kepala hanya akan bisa masuk panggul saat ditarik keluar dengan paksa?
Berikut ini Beberapa Tips Jika Anda Khawatir mempunyai CPD
1. Baca tentang cara mengoptimalkan kepala dan posisi janin di web Bidan Kita
Telah banyak kejadian yang saya dengar dimana seorang ibu akhirnya dilakukan SC karena CPD atau kegagalan kemajuan persalinan. Padahal sebenarnya banyak kejadian kegagalan kemajuan persalinan ini disebabkan karena posisi bayi yang posterior atau bayi tidak berada dalam posisi yang opimal. Beberapa hal yang sering kita lakukan sehingga mengakibatkan posisi janin tidak optimal antara lain seperti seringnya kita tidak mengatur posisi dan postur tubuh kita dengan baik. Dan ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup modern kita. Seringkali ibu hamil tua duduk bersandar di punggungnya dengan membentuk curva C pada tubuhnya. Padahal posisi ini akan sangat berpengaruh dengan posisi janinnya. Selain itu banyak sekali ibu hamil yang malas untuk melakukan kegiatan kecil seperti saat menyalakan TV dan memindah channelnya mereka lebih suka tetap duduk di sofa sambil memegang remote daripada berdiri dan beranjak untuk memindah channel secara manual. Dan masih banyak lagi contohnya. Ini semua bisa di baca di www.bidankita.com yaitu tentang optimalisasi posisi janin.
2. Cari pendapat kedua (second opinion)
Jika Anda tidak senang atau tidak yakin ketika di berikan diagnose dari dokter bahwa tubuh Anda tidak dapat melahirkan secara normal maka sangat penting bagi Anda untuk mencari pendapat kedua. Jangan menyerah. Anda harus positif dan optimis bahwa tubuh seorang wanita dirancang sedemikian rupa untuk melahirkan secara normal.
3. Mengikuti kelas-kelas pendidikan persiapan kelahiran
Ini sangatlah penting bagi Anda. Dengan mengikuti kelas persiapan persalinan Anda akan mendapatkan informasi yang gambling tentang proses persalinan dan bagaimana tubuh Anda bekerja secara luar biasa dalam proses persalinan. Anda dapat mengikuti kelas persiapan persalinan di klinik Bidan Kita, karena di sana Anda akan mendapatkan informasi yang sangat lengkap tentang bagaimana dan apa yang harus Anda lakukan untuk mempersiapkan tubuh, jiwa dan pikiran Anda dalam proses persalinan normal.
Tonton Video Ini.
INi adalah video di Youtube dari ICAN tentang CPDÂ disini dapat kita lihat bahkan ada seorang wanita dengan 3 kali SC sebelumnya dengan diagnose CPD ternyata dapat bersalin normal pervagina di persalinan ke 4 nya padahal bayi yang dilahirkan ini lebih besar daripada ke 3 bayi sebelumnya.
Silahkan klik di : {youtubejw}roFVkDV45MM{/youtubejw}
Â
Apa yang harus dilakukan jika USG mengatakan bahwa Anda Memiliki Bayi Besar?
Perkiraan USG tidak selalu benar itu yang harus di yakini namun hal ini tetap harus di waspadai, yang terpenting adalah coba lihat dulu dalam umur kehamilan berapa minggu diagnose ini Anda dapatkan? Jika memungkinkan untuk melakukan koreksi lakukanlah. Artinya selain Anda harus mencari second bahkan third opinion, mungkin Anda juga harus melakukan diet gula dan karbo untuk menghindari peningkatan berat janin yang berlebih.
Disini yang terpenting adalah percayai tubuh anda banyak sekali kasus bayi lahir normal dengan berat badan 4 bahkan 5 kg.
Nah kesimpulannya adalah jika Anda didiagnosa CPD,
1. Jangan stress
2. Cari pendapat kedua atau ketiga untuk memastikan sehingga Anda akan dapat mengambil keputusan terbaik.
3. Tegakkan diagnose tersebut. Mungkin dnegna pengukuran pelvimetri atau rontgen
4. Cari tahu tafsiran berat janin Anda dulu.
5. Upayakan untuk memperluas outlet panggul dengan beberapa cara seperti melakukan pelvic rocking, yoga, squatting position dll
6. Percayai tubuh Anda dan kekuatan Janin Panggul Sempit sebenarnya sudah sangat jarang terjadi di abad ini.
Salam hangat
Bidan Kita
Berikut Beberapa Studi Pada Pelvimetry dan CPD yang dapat Anda baca dan simak
1. Impey L. and O”Herlihy C. First delivery after caesarean delivery for strictly defined cephalopelvic disproportion. Obstet Gynecol 1998;92:799-803.
2. Phelan et al. Vaginal birth after cesarean. AMJOG 1987;157:1510-5.
3. Jongen VHWM et al. “Vaginal delivery after previous caesarean section for failure of the second stage of labour”. BJOG 1998;105:1079-81.
4. Flamm BL and Goings JR. “Vaginal birth after caesarean section: Is suspected fetal macrosomia (large for dates baby) a contra-indication.”
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 Post a Comment/Comments:
Posting Komentar