Tahukah anda bahwa air ketuban sangat berperan selama kehamilan. Meskipun sangat bermanfaat akan tetapi volume air ketuban tidak boleh melebihi atau kurang dikarenakan akan mempengaruhi perkembangan bayi anda, bahkan dapat menjadi ancaman untuk janin anda yang mengalami kekurangan cairan ketuban.
Untuk mengetahui volume air ketuban yang mencukupi maka anda harus selalu melakukan pemeriksaan rutin. Dengan konsultasi dengan dokter maka dapat mencurigai mengalami Oligohidramnios dengan tanda-tanda besar kandungan yang terlalu kecil dan ukuran yang tidak normal kemudian gerakan janin yang kurang.
Dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan apabila ibu hamil mengalami riwayat perkembangan janin yang terhambat atau ibu hamil memiliki riwayat kesehatan seperti preeklamsia, darah tinggi dan juga diabetes. Bantuan pemeriksaan USG akan mampu mengukur kantong cairan ketuban. Sebuah ukuran yang normal pada trimester ketiga adalah antara 5 sampai 25 centimeter. Sedangkan bila ukuran kurang dari 5 cm maka indeks cairan ketuban dianggap rendah.
Dalam keadaan normal, jumlah dari cairan ketuban akan mengalami peningkatan hingga trimester ketiga. Sedangkan pada usia kehamilan mengalami puncak yaitu antara usia kehamilan 34-36 minggu kehamilan. Ibu hamil dapat dikategorikan kekurangan cairan ketuban atau dikenal dengan Oligohidramnios apabila jumlah air ketuban yang sedikit dan biasanya sudah mulai terdeteksi pada awal kehamilan.
Kenali penyebab terjadinya Oligohidramnios pada kehamilan salah satunya :
1. Membran bocor atau pecah
Adanya sobekan kecil pada membran kantung cairan ketuban sehingga mengalami kebocoran dan dapat meningkatkan infeksi pada ibu dan janin. Meskipun dapat sembuh dengan sendirinya akan tetapi kebocoran akan berhenti dan akan kembali normal. Sedangkan untuk pemeriksaan lebih lanjut dapat melakukan amniosentesis.
2. Kelainan janin
Cairan ketuban yang berkurang dapat pula dipengaruhi oleh janin yang tidak berkembang sehingga ginjalnya tidak berkembang dengan baik hingga saluran kemih tertutup dan janin tidak menghasilkan cukup urin.
3. Kelainan plasenta
Masalah plasenta seperti absupsi parsial akan membuat kulit terkelupas pada dinding rahim sehingga dapat menyebabkan rendahnya tingat cairan ketuban. Sehingga darah dan nutrisi akan berhenti menyalurkan pada bayi.
4. Sedang mengandung bayi kembar
Berisiko memiliki tingkat cairan ketuban rendah bagi ibu yang sedang hamil bayi kembar. Oligohidramnios akan mengakibatkan sindrom tranfusi cairan ketuban antara janin sehingga kemungkinan cairan semakin berkurang.
5. Kondisi medis tertentu
Adapun penyebab lainnya yaitu disebabkan karena kondisi medis tertentu yang menyebabkan cairan ketuban berjumlah sedikit dan mencakup tekanan darah yang kronis bahkan hingga mengalami gangguan kesehatan lainnya seperti diabetes, preeklamsia dan lupus.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 Post a Comment/Comments:
Posting Komentar