Selasa, 14 Januari 2014

Waspadai Migrain Dapat Terjadi Pada Anak-anak

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.


Migrain dapat menjadi sangat umum pada anak-anak, migrain dapat terjadi sekitar 10% dari anak usia sekolah. Pada anak anak yang mengalami migraine setengahnya memiliki serangan pertama mereka sebelum usia 12 tahun. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan terjadi pada usia dibawah 12 tahun, bahkan pada usia balita berumur satu tahun. Pada anak laki-laki sebelum pubertas seringkali menderita migrain lebih sering dibandingkan dengan anak perempuan. Sedangkan pada usia dewasa, memasuki usia 17 tahun maka sebanyak 8 persen dari anak laki-laki dan 23 persen dari anak perempuan mengalami migrain.
 
Pada masa anak-anak yang mengalami migrain dapat dengan signifikan menggangu kualitas anak-anak. Selain dikarenakan serangan yang terkait akan menggangu aktivitas anak pergi ke sekolah, pada usia anak anak juga membutuhkan pengetahuan yang didapat di lingkungan bermainnya yang akan berpengaruh pada kegiatan sosialnya. Pada dasarnya setiap gangguan kesehatan akan menghambat kualitas anak anak sedangkan pada migrain dirasa berpengaruh besar dikarenakan keadaan yang tiba-tiba pada kondisi kesehatan anak sehat sekalipun ditambah dengan  gejala lainnya.


Pada usia anak anak migran yang mungkin terjadi adalah jenis migrain harian kronis (CM). Pada jenis migrain ini dapat menyerang anak anak lima belas kali bahkan lebih dalam satu bulan, selain itu dipertambah dengan sakit kepala hingga 4 jam. Adapun gejala yang umum terjadi pada migrain diantaranya adalah depresi, pusing, gangguan tidur, kecemasan, kesulitan kosentrasi hingga kelelahan. Berbeda dengan migrain yang terjadi pada orang dewasa,migrain pada anak anak sering kali tanpa disertai dengan aura.Aura adalah gangguan visual, seperti pandangan kabur, lampu berkedip, bintik-bintik berwarna, atau bahkan pusing, yang terjadi dalam waktu satu jam sebelum sakit kepala.


Sebaiknya anda sebagai orang tua mengamati perubahan perilaku anak-anak mereka, termasuk ketika anak anda kehilangnya nafsu makan, mudah marah, sering menguap, terjadi mengidam pada makanan tertentu, lesu, dan juga perubahan suasana hati. Pada sebagian anak disertai dengan sensitivitas terhadap cahaya, sentuhan, bau, atau suara yang umum didengar. Bahkan indikator lain yang mungkin terjadi tidur berjalan.


Penyebab migrain terjadi pada anak anak dipicu karena beberapa faktor diantaranya adalah waktu makan yang terlambat atau telat, anak anak mengalami stress, perubahan cuaca, bau yang kuat hingga terjadinya fluktuasi hormon. Sedangkan makanan hanya mempengaruhi 5-15% dari penderita. Sedangkan cara mendiagnosis migraine pada anak anak dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan riwayat pasien, menderita secara fisik dengan mengesampingkan penjelasan gejala lain. Terkadang tes diagnostik, seperti halnya tes darah, EEG, dan neuroimaging juga digunakan untuk membantu dalam mendiagnosis migrain. Anak-anak yang mengalami migrain cenderung memiliki orang tua dengan riwayat yang sama. Ada kemungkinan 40 % anak dari salah satu orang tua yang mengalami migrain, sedangkan apabila kedua orang tua mengalami maka kesempatan naik sampai 90%.


Faktor lainnya yang tidak kalah penting untuk melakukan penyelidikan pola serangan migrain pada anak anda. Sebagai salah satu contoh, serangan dapat terjadi setelah naik mobil atau ketika perubahan cuaca. Perempuan mungkin memiliki serangan yang berhubungan dengan siklus menstruasi mereka. Orang tua dan anak-anak harus membuat catatan sakit kepala yang berhubungan dengan tanggal, waktu dan deskripsi rasa sakit dan gejala. Pada setiap pemicu, pengobatan atau tindakan yang diambil untuk mengurangi rasa sakit, dan waktu dan sifat bantuan, untuk membantu dokter dalam diagnosis dan pengobatan. Pengobatan untuk anak-anak dan remaja migrain tergantung pada usia anak, frekuensi dan tingkat keparahan serangan. Bantuan ahli dari dokter atau pusat yang mengkhususkan diri dalam migrain. Ada tiga pendekatan yang umum untuk pengobatan :


1.  Pengobatan akut menggunakan obat-obatan untuk meringankan gejala ketika terjadi.


2.  Pengobatan pencegahan menggunakan obat yang diminum setiap hari untuk mengurangi jumlah serangan dan mengurangi intensitas rasa sakit. Jika seorang anak memiliki tiga atau empat sakit kepal, dokter harus mempertimbangkan untuk menggunakan obat pencegahan.


3.  Pengobatan komplementer tidak menggunakan obat-obatan dan termasuk teknik relaksasi (biofeedback, citra, hipnosis, dll), terapi kognitif, perilaku, akupunktur, olahraga, dan istirahat yang cukup dan diet untuk membantu menghindari serangan pemicu. Untuk beberapa anak, makan diet seimbang tanpa melewatkan makan, berolahraga secara teratur, dan naik dan pergi tidur pada waktu yang sama setiap hari membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan migrain.




Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

0 Post a Comment/Comments:

Posting Komentar