Keputusan Magneto untuk menjadi satu dari empat Horsemen yang akan bertugas membantu Apocalypse dalam menjalankan rencananya mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, sejauh ini kita mengenal Magneto sebagai sosok pemimpin. Fans pun penasaran akan motivasi atau alasan yang membuat Magneto rela menjadi seorang pengikut.
Artikel Terkait :
*) Trailer Pertama 'X-Men Apocalypse' Menuai ProtesTokoh Agama Hindu
*) Alasan Magneto Berpihak Kepada Apocalypse Terungkap
*) Mengenal Para Karakter Yang Akan Muncul Dalam 'X-MEN: Apocalypse'
*) Apocalypse Dalam Film Akan Berbeda Dengan Versi Komik
'X-Men: Apocalypse' akan menampilkan banyak hal baru, karakter mutant baru, wajah - wajah baru para pemeran, sang musuh utama mutant berkulit biru Apocalypse, dan lain sebagainya. Namun dari sekian banyak hal baru tersebut, yang paling mengejutkan adalah keputusan Magneto, karakter yang dimainkan oleh Michael Fassbender untuk ketiga kalinya. Apocalypse merekrut empat mutant kuat sebagai Horsemen atau pelayan yang akan bertugas sebagai pelaksana rencana besarnya. Yang menarik adalah keputusan Magneto untuk menjadi salah satu dari empat Horsemen tersebut - hal ini cukup mengejutkan karena selama ini kita mengenal Magneto sebagai seorang pemimpin bukan pengikut.
Misi Apocalypse tidak sejalan dengan prinsip hidup Magneto
Magneto alias Erik Lehnsherr dulunya adalah seorang anak kecil keturunan yahudi yang kehilangan orang tuanya dibunuh tentara Nazi dan mendapatkan berbagai perlakuan kejam karena ia adalah seorang mutant. Maka wajar jika ia tidak akan terlalu tertarik dengan ide Apocalypse untuk memaksa sebuah peradaban untuk bersaing menjadi yang terkuat karena hanya yang kuat yang pantas hidup. Misi Apocalypse ini sangat mirip dengan misi ras unggul yang diusung Nazi - sesuatu yang sangat dibenci Erik kecil.
Namun, Apocalypse datang pada saat yang tepat
Setelah apa yang terjadi pada 'X-Men: Days of Future Past', Erik dikisahkan pindah ke polandia. Ia mencoba hidup seperti manusia biasa di sana. Ia jatuh cinta dengan seseorang dan membina kehidupan yang sederhana. Ia bahkan tidak menggunakan kekuatannya selama delapan tahun. Namun sebuah tragedi terjadi, ini membuat Erik depresi dan frustasi merasa kehilangan arah hidup. Ia menyalahkan tuhan dan mempertanyakan apa sebenarnya tuhan inginkan darinya padahal ia telah mencoba menjalani hidup dengan baik. Erik pun berada pada titik terendah dalam hidupnya, rapuh dan rentan terhadap sugesti dari luar.
Saat itulah Apocalypse datang, sosok mutant yang mempunyai kekuatan luar biasa, Erik melihatnya seperti sosok tuhan, seorang mutant yang mempunyai kekuatan jauh di atasnya. Di saat itulah Erik menerima ajakan Apocalypse untuk menjadi salah satu pelayannya. Erik sebenarnya tidak terlalu peduli dengan tujuan dari misi Apocalypse. Keputusannya menjadi seorang Horsemen hanya dijadikan sebagai pelampiasan dari kekesalan yang ia rasakan. Dan tentunya karena ia sudah tidak bisa lagi menentukan arah hidupnya sendiri dan lebih memilih untuk mengikuti petunjuk dari orang / mutant yang lebih hebat dan lebih kuat darinya.
Kesimpulan
Alasan Magneto bergabung dengan Apocalypse memang tidak lebih dari sebuah kebingungan. Keputusannya tidak didasari oleh sebuah keyakinan atau kesamaan prinsip dengan misi Apocalypse. Kemungkinan ia berubah haluan atau malah memihak professor Xavier sangat besar. Mungkin hal ini bisa menjadi twist dalam filmnya nanti, apalagi jika ternyata anggota Horsemen lain juga mengikuti jejak Magneto.
0 Post a Comment/Comments:
Posting Komentar