• Download Anz Komik Apk

    Anz Komik adalah aplikasi baca komik gratis dengan lebih dari 1000 judul komik mulai dari Manga, Manhwa dan Manhua yang sudah dirilis dalam versi bahasa Indonesia.

  • Tujuan Pembentukan LBB

    Liga Bangsa-Bangsa beranggotakan 28 negara sekutu dan 14 negara netral. Tujuan pembentukan LBB pada waktu itu adalah untuk:

  • Daftar lagu soundtrack piala dunia (1990-2018)dan piala eropa (2000-2020)

    1.Gianna Nannini dan Edoardo Bennato-Un'estate (World Cup 1990) 1.1 We Are the Champions - Queen (World Cup 1994) 2.Ricky Martin - La Copa De La Vida (World Cup 1998)...

Minggu, 01 April 2018

Manfaat Senam pada Bayi dan Balita

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

doktersehat-bayi

DokterSehat.Com– Salah satu cara agar dapat hidup sehat adalah dengan makan makanan yang sehat dan rajin berolahraga. Ternyata tips ini juga berguna bagi anak Anda yang masih berusia balita.

Mengapa bayi perlu berolahraga?

Dilansir dari New Kids Center, sebuah studi menyebutkan bahwa bayi dan balita yang berolahraga setidaknya satu jam per hari memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami kelebihan berat badan.

Olahraga dapat membantu perkembangan organ dan sistem metabolisme tubuh yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh anak di masa mendatang. Pada masa pertumbuhan, otak membangun hubungan dengan otot sehingga anak yang kurang berolahraga akan cenderung mudah sakit atau tidak memiliki stamina yang baik di masa depannya.

Jenis olahraga yang disarankan untuk balita

Olahraga untuk bayi tentu saja disesuaikan dengan usia dan kemampuan fisik bayi. Berikut ini rekomendasi olahraga yang disarankan untuk bayi berdasarkan usianya:

1. Bayi usia 0-6 bulan
Pada bayi berusia 0-6 bulan, otot-ototnya masih sangat lemah. Karena itu olahraga yang disarankan tentu saja olahraga yang ringan seperti melatih bayi mengangkat kepalanya, melatih bayi tengkurap, dan mengangkat kaki seperti gerakan mengayuh sepeda.

2. Bayi berusia 6-12 bulan
Saat bayi berusia 6-12 bulan, perkembangan otot dan motoriknya akan semakin kuat. Umumnya di usia ini bayi sedang belajar untuk berdiri dan berjalan. Anda bisa melatihnya si kecil untuk berdiri dan mengangkat bayi dari posisi duduk ke posisi berdiri.

Latihan lain yang bisa Anda lakukan adalah bermain menempelkan jari kaki bayi ke telinga bayi. Caranya, tengkurapkan bayi dan jaga kaki bayi agar tetap lurus. Tempelkan kaki bayi kanan ke telinga kiri bayi, dan sebaliknya. Lakukan kegiatan ini sebanyak lima kali dengan kedua kaki.

3. Latihan bagi bayi usia 12 bulan-24 bulan
Bayi pada usia ini sudah memiliki kekuatan otot kaki dan tangan yang lebih baik, sehingga Anda bisa memberikan latihan yang lebih berat pada anak. Gerakan olahraga pun bisa Anda kreasikan dengan permainan sehingga anak bisa merasa seru. Jika anak sudah bisa berjalan atau berlari, maka Anda bisa mengajaknya bermain melempar dan menangkap bola, serta gerakan-gerakan senam lainnya.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Cara Atasi Pigmentasi yang Terjadi Saat Hamil

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

kehamilan-kembar-doktersehat

DokterSehat.Com– Masalah kehamilan menjadi masa-masa sulit bagi sebagian wanita. Pasalnya, tubuh akan mengalami beberapa perubahan yang juga memicu masalah kesehatan. Salah satu yang paling banyak terjadi dan menyerang wanita hamil adalah pigmentasi. Penyakit yang juga disebut dengan chloasma alias melisma ini kerap membuat sejumlah area tertentu pada tubuh memiliki warna yang lebih gelap dibanding kulit sekitarnya. Kondisi yang demikian juga membuat sejumlah wanita merasa kurang percaya diri. Nah, berikut sejumlah cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi pigmentasi.

1. Menggunakan Sunscreen atau Sunblock

Seperti yang telah diketahui, pigmentasi merupakan kondisi di mana zat melanin dalam tubuh mengalami peningkatan. Tidak heran jika paparan sinar matahari menjadikan kulit semakin cepat mengalami pigmentasi. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengaplikasikan produk yang mengandung sunscreen mau pun sunblock. Kedua jenis produk tersebut ampuh dalam mencegah efek buruk yang ditimbulkan sinar UV pada kulit.

2. Jangan Mencukur Rambut

Mencukur rambut merupakan salah satu cara untuk menjaga kebersihan tubuh. Namun, hal tersebut justru memicu terjadinya pigmentasi. Dilansir dari laman Baby Center, mencukur rambut menggunakan wax dapat menyebabkan peradangan pada kulit. Kondisi inilah yang nantinya akan memperparah pigmentasi.

3. Gunakan Produk dengan Bahan Hypoallergenic

Tidak ada salahnya untuk menggunakan produk dengan bahan hypoallergenic. Pasalnya, produk dengan kandungan bahan ini mencegah terjadinya iritasi pada kulit. Dilansir dari laman Baby Center, iritasi kulit dapat memperparah pigmentasi yang ada.

Masalah pigmentasi yang kerap membuat kulit tubuh memiliki warna tidak merata ini memang membuat sebagian wanita kurang percaya diri. Namun, dengan menjalani sejumlah tips di atas, pigmentasi yang Anda alami dapat berkurang atau bahkan memudar.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Mengatasi Anus Terasa Panas Karena Makan Pedas

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

doktersehat-toilet-ambeien-wasir-hemoroid

DokterSehat.Com– Masyarakat Indonesia dikenal luas sebagai pecinta makanan pedas. Banyak orang yang bahkan mengaku masakan yang tidak pedas terasa kurang mantap dan cenderung hambar. Sayangnya, mengonsumsi makanan pedas bisa membuat anus terasa panas tatkala buang air besar.

Dikutip dari Men’s Health, meskipun terlihat wajar, dalam realitanya sebagian orang mengaku tersiksa dengan sensasi panas pada anus saat dan setelah buang air besar. Menurut pakar kesehatan Luigi Basso, M.D., dari University of Rome, Italia, kandungan makanan yang membuat kita merasakan sensasi pedas ternyata tidak akan benar-benar diserap oleh tubuh sehingga membuatnya tetap dalam kondisi panas dan pedas sesampainya di anus tatkala buang air besar.

Kondisi anus yang panas ini sangatlah wajar terjadi pada setiap orang. Hanya saja, bagi mereka yang mengalami masalah irritable bowel syndrome, wasir, atau gangguan pencernaan lainnya, rasa sakit akibat sensasi panas dan pedas ini bisa lebih menyiksa.

Lantas, apakah hal ini berarti ada baiknya kita tidak lagi mengonsumsi makanan pedas demi mencegah masalah anus terasa panas saat buang air besar? Pakar kesehatan Brook Cash, M.D., dari University of Alabama, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa ada baiknya kita berhati-hati jika mengonsumsi makanan berlemak yang pedas. Sebagai contoh, sayap ayam yang kaya akan lemak akan memicu iritasi pada anus menjadi lebih parah.

Jika sensasi pedas dan panas ini terus saja muncul, pastikan untuk membersihkan anus dengan sabun dan air hangat. Dengan melakukannya, maka kita akan menghilangkan kandungan yang memicu rasa panas pada anus dengan efektif.

Yang menarik adalah, menurut pakar Sutep Gonlachanvit, M.D., dari Chulalongkorn University in Bangkok, Thailand, ada baiknya kita terus mengonsumsi makanan pedas selama tiga minggu berturut-turut sehingga membuat pencernaan kita lebih terbiasa pada sensasi pedas ini sehingga tidak akan memicu gejala seperti anus yang panas dan pedas.

Kalau Sobat Sehat suka tidak dengan makanan pedas?



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Alasan Mengapa Pigmentasi Terjadi Saat Hamil

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

doktersehat-kehamilan-hamil

DokterSehat.Com– Saat menjalani masa kehamilan, tubuh wanita akan mengalami berbagai macam perubahan. Salah satunya yang paling banyak terjadi adalah pigmentasi yang juga dikenal dengan nama chloasma gravidorum atau melisma gravidorum. Kondisi satu ini biasanya ditandai dengan sejumlah area kulit yang menjadi lebih gelap. Tidak heran jika warna kulit ada beberapa bagian yang tidak sama membuat Anda merasa kurang percaya diri selama menjalani kehamilan. Sebut saja seperti area puting, perut, pipi hingga area rahang.

Dilansir dari laman Stylecraze, pigmentasi ini rupanya akan memudar seiring bertambahnya usia kehamilan. Mungkin banyak dari Anda yang bertanya-tanya mengapa pigmentasi lebih banyak menyerang wanita yang menjalani masa kehamilan. Dilansir dari laman Baby Center, hal tersebut terjadi antaran tubuh mengalami ketidakstabilan hormon. Kondisi inilah yang menyebabkan produksi melanin, salah satu zat yang berperan dalam pewarnaan kulit mengalami peningkatan. Meningkatnya jumlah melanin ternyata membuat kulit lebih mudah mengalami pigmentasi. Apalagi jika terkena paparan sinar matahari.

Sebagai tambahan informasi, sinar matahari mengandung radiasi UVA dan UVB yang dapat mempercepat proses pigmentasi. Tidak heran wanita hamil yang kerap menghabiskan banyak waktu di luar ruangan lebih berisiko mengalami pigmentasi. Selain itu, pigmentasi rupanya juga kerap menyerang wanita hamil yang memiliki tone kulit gelap dibanding kulit yang cerah.

Kendati demikian, rupanya pigmentasi yang disebut dengan chloasma atau melisma ini juga dapat ditularkan melalui jalur keturunan. Jika terdapat satu atau beberapa wanita pada keluarga Anda yang mengalami pigmentasi, besar kemungkinan Anda juga akan mengalaminya. Namun, jangan khawatir. Pasalnya, pigmentasi yang menyerang sejumlah bagian tubuh tersebut akan memudar seiring bertambahnya usia kehamilan.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Berapa Banyak Air yang Harus Diminum Saat Menyusui?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

doktersehat-minum-air-botol

DokterSehat.Com– Ketika bayi lahir, perhatian ibu akan banyak tertuju pada si kecil hingga kadang lupa untuk menjaga kesehatan diri sendiri. Salah satu yang sering terlupakan adalah minum air putih yang cukup selama menyusui. Padahal sangat penting bagi ibu untuk memenuhi kebutuhan cairan harian.

Berapa banyak air yang harus diminum ibu menyusui?

Dikutip dari Live Strong, kebutuhan air seseorang tergantung dari usia, jenis kegiatan sehari-hari dan kondisi kesehatan. Untuk ibu menyusui, disarankan untuk mengonsumsi cairan sebanyak 2,5-3 liter per hari. Cairan ini tidak harus didapat dengan minum air putih, namun juga bisa dikombinasikan dengan air yang didapat dalam jus, buah, sup dan makanan lain yang mengandung cairan.

Tubuh sebenarnya memiliki mekanismenya sendiri agar Anda tidak kekurangan cairan. Ketika tubuh memerlukan cairan, maka tubuh akan mengirimkan sinyal pada Anda lewat rasa haus.

Tanda kebutuhan cairan sudah tercukupi

Anda bisa mengetahui apakah kebutuhan cairan Anda sudah tercukup atau belum dari warna urine Anda sehari-hari. Semakin bening warna urine Anda berarti kebutuhan cairan Anda sudah tercukupi, dan sebaliknya. Selain itu bibir kering dan pusing juga bisa menjadi tanda Anda kekurangan cairan.

Tips bagi ibu menyusui agar tetap terhidrasi

Menyusui merupakan salah satu aktivitas yang menguras tenaga dan membuat Anda haus. Saat menyusui sebaiknya sediakan sebotol minuman atau dua gelas air putih di dalam jangkauan Anda. Hal ini untuk memudahkan Anda mengambil minuman jika terasa haus di tengah-tengah proses menyusui.

Bolehkah minum air selain air putih?

Anda boleh-boleh saja minum minuman selain air putih untuk mencukupi kebutuhan cairan harian Anda. Namun perlu diingat bahwa air putih tetap merupakan cairan terbaik untuk menghidrasi tubuh Anda. Sedangkan minuman mengandung kafein yang mengandung kafein dan minuman dengan gula tambahan justru memiliki sifat diuretik.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

3 Hal Penting Dalam Pemberian Porsi Makan Bayi

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

anak-makan-doktersehat
Photo Credit: flickr/ mliu92

DokterSehat.Com– Seberapa banyak porsi makanan untuk bayi yang Anda berikan? Pemberian makan untuk bayi yang terlalu sedikit tentu membuat bayi kekurangan asupan gizi, sedangkan terlalu banyak bisa menyebabkan bayi menjadi kegemukan. Lalu apa saja yang perlu diperhatikan sebelum menentukan berapa porsi makanan pada bayi?

Setelah melewati usia 6 bulan, maka bayi sudah mulai mengenal MPASI. Umumnya kita tentu merasa bersemangat dalam memberikan makanan pada bayi, namun perlu diingat bahwa ada cukup banyak hal yang perlu diperhatikan pada bayi, salah satunya adalah porsi atau seberapa banyak bayi harus makan.

Pedoman Gizi Seimbang untuk pemberian makanan bayi di Indonesia menganjurkan pemberian jumlah makanan bayi sesuai dengan usianya, yaitu mulai dari 2-3 sendok makan, ¼ mangkuk, hingga ¾ mangkuk setiap kali makan utama yang disesuaikan dengan usia bayi.

Mengapa harus demikian?

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengapa kita perlu memberikan porsi makanan bayi sesuai usianya, yaitu:

  • Ukuran lambung bayi

  • Beberapa asosiasi kesehatan menggambarkan bahwa lambung bayi sangat kecil, perubahan ukuran mulai baru lahir diibaratkan sebesar kelereng, bola ping-pong, telur hingga bola tenis. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam memberikan porsi makan bayi, ukuran lambung bayi pada usia 6 bulan tentu tidak sama dengan bayi berusia 12 bulan. Pemberian makan yang terlalu banyak akan membuat lambung bayi bekerja lebih keras.
  • Fungsi pencernaan bayi

  • Pencernaan bayi tentu masih berkembang sesuai dengan usianya, sama dengan ukuran lambung bayi, pencernaan bayi baru bisa mencerna dengan baik jumlah makanan yang sesuai dengan usia bayi. Untuk itu kita tidak boleh berlebihan dalam memberikan porsi makan bayi.
  • Kebutuhan gizi bayi

  • Asupan makanan bayi yang terlalu banyak akan memberikan terlalu banyak kalori pada tubuh bayi, hal ini akan menyebabkan bayi mengalami kegemukan atau obesitas. Sedangkan porsi makan pada bayi yang terlalu sedikit menyebabkan kebutuhan gizi bayi tidak terpenuhi.

Nah, itu mengapa kita perlu memerhatikan porsi makanan bayi dan memberikannya sesuai usia, pemberian porsi yang tepat tentu akan mendukung tumbuh kembang bayi yang optimal,kan?



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Apakah Bayam yang Kita Olah Sudah Bebas dari Pestisida?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

DokterSehat.Com– Bayam dikenal sebagai salah satu sayuran yang paling baik bagi kesehatan tubuh. Sayangnya, menurut pakar kesehatan, ada baiknya kita memperhatikan kandungan pestisida yang ada di dalam sayuran berwarna hijau ini. Hal ini disebabkan oleh banyaknya petani sayur yang ternyata memakai pestisida demi mencegah paparan hama pada sayurannya.

Dikutip dari Best Health Mag, dari 708 sampel bayam non-organic yang dikumpulkan oleh USDA pada tahun 2015 lalu, dihasilkan fakta bahwa 96,6 persen bayam setidaknya memiliki satu jenis pestisida. Sementara itu, 13,6 persen sampel bayam ditemukan setidaknya 10 jenis pestisida. Hal yang hampir sama ditemukan pada sampel selada dimana 81 persen sampel memiliki 1 jenis pestisida dan 1,1 persen memiliki setidaknya 10 jenis pestisida.

Menurut penelitian ini, 71 persen sampel bayam memiliki kandungan permethrin, sejenis pestisida yang dilarang oleh Uni Eropa dan dianggap sebagai karsinogen berskala ringan. USDA sendiri menyebutkan bahwa kandungan permethrin yang rendah pada makanan masih dianggap sebagai hal yang aman.

Yang menjadi masalah adalah, tidak semua sayuran yang kita dapatkan ini memiliki paparan pestisida yang rendah. Cukup banyak sampel bayam yang ternyata memiliki paparan pestisida dengan kadar yang dianggap sudah berbahaya bagi kesehatan.

Melihat adanya fakta ini, pakar kesehatan menyarankan kita untuk memilih bayam organik yang jauh lebih sehat dan aman bagi kesehatan. Tak harus membelinya di tempat bahan makanan organik, kita juga bisa menanamnya sendiri di pekarangan rumah mengingat bayam cukup mudah untuk ditanam.

Sobat Sehat suka makan bayam tidak? Jika iya, pastikan untuk selalu membersihkan bayam yang akan dikonsumsi dengan air yang mengalir sehingga kandungan pestisidanya hilang.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Ternyata Warna Air Kencing Punya Arti Berbeda, Simak Yuk!

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

air-kencing-doktersehat
Photo Credit : pexels.com

DokterSehat.Com– Penyakit di dalam tubuh bisa diketahui dengan berbagai tanda, baik tanda yang bisa dirasakan, seperti sakit maupun tanda yang hanya bisa dilihat, seperti warna air seni. Air seni yang sehat biasanya berwarna kuning bening. Jika air seni berubah warna setiap harinya, maka bisa jadi Anda terjangkit suatu penyakit karena air seni tidak serta merta berubah tanpa alasan.

Photo Credit : pexels.com

Setiap warna air seni memiliki maksud dan penyebab yang berbeda terhadap kesehatan Anda. Berikut adalah beberapa macam warna air seni yang bisa Anda pahami maksudnya.

  • Warna Orange

Jika air seni Anda berwarna orange, bisa jadi karena reaksi obat yang Anda minum. Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi buah wortel juga bisa menyebabkan air seni berwarna orange. Namun, ada kemungkinan juga Anda mengalami dehidrasi sehingga sangat dianjurkan bagi Anda untuk minum air putih lebih banyak.

  • Warna Bening atau Transparan

Seseorang disarankan untuk meminum air putih minimal delapan gelas setiap hari. Akan tetapi, jika Anda meminum air putih terlalu banyak, maka air seni Anda akan berwarna bening atau transparan. Hal ini berisiko bagi kesehatan Anda seperti terjadinya penipisan garam dalam tubuh sehingga terjadi ketidakseimbangan kimia di dalam tubuh Anda. Untuk itu, minumlah air putih secukupnya saja.

  • Warna Kemerahan

Saat Anda sedang memakan buah berry atau buah naga terlalu banyak, air seni Anda pasti akan berwarna kemerahan. Hal itu sangatlah wajar. Namun, jika Anda tidak mengonsumsi buah tersebut tapi air seni Anda berwarna kemerahan dan bercampur darah, itu sangat tidak biasa dan sangat mengkhawatirkan. Kemungkinan besar Anda terkena penyakit infeksi saluran kemih, ginjal, tumor, bahkan kanker.

  • Warna Hijau

Air seni berwarna hijau bisa jadi karena Anda terlalu banyak mengonsumsi asparagus atau sayur hijau lainnya. Umumnya, air seni berwarna hijau hanya bertahan dalam 2-3 hari saja. Namun, jika lebih dari tiga hari maka ada baiknya Anda harus segera periksa ke dokter karena bisa jadi Anda terkena infeksi saluran kemih langka yang disebabkan oleh bakteri pseudomonas.

  • Warna Cokelat

Saat Anda mengalami dehidrasi, air seni Anda akan berwarna orange bahkan cokelat. Namun, perlu Anda ketahui bahwa jika Anda sudah meminum air putih yang banyak tapi air seni Anda masih berwarna cokelat, maka itu adalah tanda bahwa ada masalah pada hati dan ginjal Anda. Untuk itu, Anda harus segera periksa ke dokter untuk mengetahuinya agar segera ditangani.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Mengenal Cluster Feeding pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

doktersehat-asi-ibu-menyusui

DokterSehat.Com– Bunda, pernahkah Anda mendengar istilah cluster feeding? Cluster feeding adalah kondisi dimana bayi sering menyusu dalam jeda waktu yang singkat seperti setengah jam atau satu jam. Kondisi ini menyebabkan ibu sulit untuk beraktivitas dan bahkan bisa menyebabkan ibu frustrasi. Sebenarnya, apa yang menyebabkan cluster feeding ini dan apakah hal tersebut adalah hal yang normal?

Apa penyebab cluster feeding?

Jika umumnya bayi yang baru lahir menyusu setiap dua atau tiga jam sekali, namun ketika cluster feeding, si kecil dapat menyusu lebih sering yaitu setiap setengah jam atau satu jam sekali.

Dikutip dari Belly Belly, hingga saat ini para ahli belum dapat menentukan apa penyebab cluster feeding, namun mereka menduga hal ini disebabkan karena ukuran perut bayi berkembang lebih cepat selama beberapa bulan pertama kehidupan. Banyak yang mengaitkan cluster feeding dengan growth spurts, namun umumnya cluster feeding terjadi saat malam dan tidak terjadi berulang kali seperti growth spurts.

Sementara itu, dilansir dari Kelly Mom, pendapat lain menyatakan bahwa cluster feeding disebabkan oleh volume susu yang cenderung lebih rendah di saat malam hari. Namun Dr. Peter Hartmann, seorang pakar laktasi mengatakan bahwa umumnya volume ASI pada malam hari tidak berubah, sama dengan saat siang hari. Dan jika memang volume susu berkurang, ASI di malam hari umumnya mengandung lemak yang lebih banyak sehingga bisa membuat bayi lebih kenyang.

Pendapat lain menduga bahwa cluster feeding disebabkan oleh gangguan sistem saraf bayi yang belum sempurna. Namun pendapat ini dibantah oleh Dr. Katherine Dettwyler, ahli laktasi yang menyatakan bahwa bayi-bayi di masyarakat tradisional lainnya tidak mengalami cluster feeding.

Meskipun banyak perbedaan pendapat di antara para pakar mengenai penyebab cluster feeding, namun para ahli bersepakat bahwa cluster feeding adalah hal yang normal dan tidak berdampak buruk bagi ibu dan bayi.

Cara menghadapi cluster feeding

Tidak mudah bagi para ibu untuk menghadapi cluster feeding. Namun ada beberapa cara yang dapat membantu ibu ketika anak mengalami cluster feeding, di antaranya:

1. Minta bantuan suami
Jika Anda mulai merasa kelelahan, libatkan suami Anda saat menghadapi anak yang sedang cluster feeding. Minta bantuan suami untuk menyediakan kebutuhan Anda, memijat, mengambilkan camilan dan minuman, atau menemani ngobrol. Dukungan dari suami dapat membantu membuat Anda menjadi lebih rileks dan semangat.

2. Makan dan minum yang cukup
Menyusui dapat menguras tenaga Anda, karena itu siapkan tenaga Anda dengan makan dan minum yang cukup dan bergizi.

3. Buat diri Anda nyaman
Karena menyusui dalam jangka waktu lama akan terasa sangat melelahkan, maka buatlah diri Anda nyaman. Anda bisa menggunakan bantal menyusui atau kursi goyang yang nyaman untuk menyusui.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Hati-Hati, Makanan Yang Dibakar Terbukti Menyebabkan Kanker

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

sate_bakar_gosong_kanker_doktersehat

DokterSehat.Com– Apakah Anda hobi mengonsumi daging bakar atau mungkin ikan bakar? Jika Anda merasa memasak dengan metode bakar adalah sehat, maka mungkin itu kini tidak lagi sepenuhnya benar, karena beberapa makanan yang dibakar berlebihan terbukti mampu meningkatkan risiko kanker.

Tentu ada cukup banyak olahan makanan yang dibakar, selain itu alat yang digunakan dalam membakar juga bermacam-macam. Namun umumnya, yang perlu kita waspadai adalah bahan makanan yang dibakar hingga terlalu matang atau overcooked sehingga menimbulkan beberapa bagian yang berwarna lebih gelap.

Menurut University of Wiconsin, ada beberapa hal yang menyebabkan makanan yang dibakar dapat menyebabkan kanker, yaitu:

  • Adanya kandungan Heterocyclic Amines (HCA)

  • Kandungan HCA akan timbul jika kita membakar bahan makanan hingga terlalu matang. HCA ini merupakan senyawa yang bersifat karsinogenik yang mampu meningkatkan risiko terjadinya kanker.
  • Risiko meningkat pada bahan makanan yang tinggi protein

  • Makanan tinggi protein dan lemak memiliki risiko memicu terjadinya kanker lebih besar jika dibandingkan dengan bahan makanan lainnya. Daging merah, ikan dan seafood terbukti menghasilkan senyawa karsinogenik yang lebih banyak utamanya jika dibakar hingga overcooked.

Metode memasak bakar memang baik karena lebih rendah penggunaan minyak, namun kita tidak dianjurkan terlalu sering mengonsumsi bahan makanan yang dibakar.

Jika kita ingin mengonsumsi makanan yang dibakar penting bagi kita memerhatikan beberapa hal misalnya tidak membakar makanan dalam suhu yang terlalu tinggi, tidak mengonsumsi bagian makanan yang terbakar atau terkena arang.

Selain itu, usahakan untuk memilih bagian bahan makanan yang tidak banyak lemak, misalnya daging bagian dalam, serta memilih daging dari hewan yang cenderung berusia muda bisa dijadikan pilihan karena asam amino proteinnya belum sebanyak hewan dengan usia tua.

Jadi, agar makanan bakar favorit kita tidak berbahaya, konsumsi secukupnya dan pilih bahan makanan yang tepat ya.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.