Selasa, 26 Februari 2013

Peristiwa Penting Sekitar Proklamasi

Pembacaan Proklamasi oleh
Peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang
menyerah kepada sekutu. Dengan
menyerahnya Jepang berarti situasi telah
berubah, Jepang tidak lagi memerintah
Indonesia tetapi hanya berfungsi sebagai
penjaga “status quo” yakni menjaga
situasi dan kondisi seperti pada masa
perang dan melarang adanya perubahan-
perubahan di Indonesia. Kemerdekaan
tidak mungkin bisa didapat dari Jepang.
Oleh karena itu pada tanggal 15 Agustus
1945 itu juga para pemuda dipimpin
Chaerul Saleh mengadakan rapat di
ruang Laboratorium Mikrologi di
Pegangsaan Timur untuk membicarakan
pelaksanaan proklamasi kemerdekaan
tanpa bantuan Jepang.
Dalam rapat tersebut menhasilkan
keputusan bahwa :
1. Mendesak Bung Karno dan Bung
Hatta agar melepaskan ikatannya
dengan Jepang dan harus
bermusyawarah dengan pemuda.
2. Mendesak Bung Karno dan Bung
Hatta agar dengan atas nama
bangsa Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia malam itu juga atau
paling lambat 16 Agustus 1945.
Keputusan rapat pemuda tersebut
disampaikan oleh Darwis dan Wikana
kepada Bung Karno dan Bung Hatta di
rumah kediamannya masing-masing.
Akan tetapi Bung Karno dan Bung Hatta
menolak dengan alasan bahwa beliau
tidak akan memproklamirkan
kemerdekaan tanpa perantara PPKI,
sebab PPKI merupakan wakil-wakil
bangsa Indonesia dari Sabang hingga
Merauke, sedang golongan pemuda
beranggapan bahwa PPKI merupakan
butan Jepang.
Karena tidak ada kata sepakat, hari itu
juga (15 Agustus 1945) dini hari di
asrama Baperpi (Kebun Binatang Cikini)
golongan pemuda mengadakan rapat
kembali dan mereka sepakat untuk
menjauhkan Bung Karno dan Bung Hatta
dari pengaruh Jepang ke luar kota. Pada
dini hari tanggal 16 Agustus 1945
Sukarni, Yusuf Kunto, dan Singgih
membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke
Rengasdengklok (Kabupaten Karawang)
yaitu tempat kedudukan sebuah Cudan
(Kompi) PETA yang dikomandani
Cudanco Subeno.
Perisitwa ini baru berakhir setelah Ahmad
Subardjo memberikan jaminan bahwa
proklamasi segera dikumandangkan
paling lambat keesokan harinya barulah
Cudanco Subeno bersedia melepaskan
Bung Karno dan Bung Hatta. Pada hari itu
juga Bung Karno dan Bung Hatta kembali
ke Jakarta.
Perumusan Teks ProklamasiPerumusan
teks proklamasi dilaksanakan di rumah
Laksamana Tadasi Maeda, seorang
Angkatan Laut Jepang yang bersimpati
dengan perjuangan bangsa Indonesia.
Tokoh yang bertindak sebagai perumus
teks proklamasi berasal dari golongan tua
yaitu:
Ir. Soekarno
Drs. Mohammad hatta
Ahmad Subardjo
Sedangkan yang bertindak sebagai saksi
berasal dari golongan muda yaitu :
Buharnudin Muhammad Diah (BM
Diah)
Sayuti Melik
Sukarni
Sudiro
Atas dasar musyawarah dan diskusi
dihasilkan :
1. Teks Proklamasi yang Klad: Teks
Proklamasi yang ditulis tangan
oleh Bung Karno yang sebelumnya
didektekan Bung Hatta dan isinya
masih bersifat konsep.
2. Teks Proklamasi yang Otentik:
Teks Proklamasi yang diketik oleh
Sayuti Melik dan ditandatangani
oleh Bung Karno dan Bung Hatta
yang kemudian dibacakan pada 17
Agustus 1945.
Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan
Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul
10.00 WIB dibacakanlah pernyataan
proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh
Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur
56 Jakarta. Kemudian acara dilanjutkan
dengan pengibaran Sang Saka Merah
Putih yang dilakukan pemuda Suhud dan
Latif Hendraningrat dengan diiringai lagu
kebangsaan Indonesia Raya. Kemudian
dilanjutkan dengan sambutan Wali Kota
Jakarta Suwiryo dan sambutan dari
Dr.Muwardi sebagai Kepala Keamanan.
Untuk menyebarluaskan berita
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
sore harinya Syahrudin(Wartawan Kantor
Domei) menyampaikan Teks Proklamasi
kepada Waidan B. Paknawan(Kepala
bagian Radio) selanjutnya
memerintahkan kepada Markonis F. Wuz
untuk menyiarkan berita proklamasi tiga
kali berturut-turut, dan sejak itu pula
berita proklamasi berkumandang
keseluruh dunia. Berita proklamasi juga
disiarkan melalui surat kabar “Suara
Asia” yang terbit di Surabaya dan surat
kabar “Cahaya” yang terbit di Bandung.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia
memiliki dua arti penting, yaitu:
1. Bangsa Indonesia dengan tekad
dan kekuatan sendiri menjadi
bangsa yang merdeka bebas dari
penjajahan asing yang telah
dideritanya selama tiga setengah
abad dan tiga setengah tahun.
Bangsa Indonesia akan mengatur
sendiri negaranya dan
mempertahankannya dari
gangguan dunia luar.
2. Bangsa Indonesia menjadi pelopor
bangsa Asia-Afrika karena
merupakan bangsa yang pertama
merdeka setelah Perang Dunia II ,
yaitu tiga hari setelah Perang
Dunia II selesai.
Sambutan Rakyat Indonesia terhadap
Proklamasi
a. Sambutan Proklamasi di Ibu Kota
Negara
Pada tanggal 19 Desmber 1945 para
pemuda dan mahasiswa yang tergabung
dalam Komite Van Aksi yang dipimpin
oleh Sukarni mengadakan Rapat Raksasa
di Lapangan IKADA, Jakarta dan
dipimpin oleh Presiden Ir.Soekarno dan
Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta .
Tujuannya adalah untuk menunjukkan
kepada dunia internasional khusunya
kepada Belanda, Jepang, dan sekutu
bahwa negara Indonesia yang
diplokamirkan pada 17 Agustus 1945
adalah benar-benar merdeka dan
berdaulat penuh serta memenuhi syarat-
syarat hukum internasional .
b. Sambutan Proklamasi di Berbagai
Daerah
1. Di Semarang, Syarief Sulaiman
dan MS.Mintarjo membawanya ke
Gedung Jawa Hokokai yang pada
saat itu sedang diadakan sidang
dibawah pimpinan Mr.Wongso
Negoro. Dalam sidang dibacakan
Teks Proklamasi serta
menyanyikan Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya. Peristiwa ini
terjadi tanggal 18 Agustus 1945.
2. Di Yogyakarta pada tanggal 5
September 1945 Sri Sultan
Hamengkubuwono IXmenyatakan
bahwa Yogyakarta merupakan
bagian dan menjadi Daerah
Istimewa dalam negara Republik
Indonesia.
3. Di Surabaya pada tanggal 19
September 1945 terjadi Insiden
Bendera Hotel Yamato. Arek-arek
Surabaya dipimpin Residen
Sudirman menurunkan bendera
Belanda yang dikibarkan oleh
Mr.Plogman. Mereka merobek
warna birunya dan mengibarkan
kembali warna Merah-Putihnya.
4. Di Menado para pemuda yang
tergabung dalam Pasukan
Pemuda Indonesia mengadakan
gerakan di Tangsi Putih dan
Tangsi Hitam untuk membebaskan
para tawanan yang pro RI.
5. Di Gorontalo pada tanggal 13
September 1945 terjadi perebutan
senjata di markas-markas Jepang.
6. Di Palembang pada tanggal 8
ktober 1945 terjadi pengibaran
bendera Merah Putih yang
dipimpin Residen Sumatera
Selatan Dr.A.K.Gani.
7. Di Banda Aceh pada tanggal 6
Oktober 1945 para pemuda yang
tergabung dalam Angkatan
Pemuda Indonesia berusaha
menegakkan kedaulatan RI di
Aceh.

0 Post a Comment/Comments:

Posting Komentar