Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di >
Informasi bisnis terbaik 2020.
DokterSehat.Com – Kulit bayi tentu masih sangat sensitif, namun tak jarang para ibu mencoba berbagai jenis produk perawatan kulit bayi. Faktanya, penggunaan produk perawatan kulit bayi sekaligus malah dapat menyebabkan iritasi. Ketahui lebih lanjut mengenai menjaga kesehatan kulit bayi!
Berbagai Jenis Penyakit Kulit pada Bayi yang Sering Muncul
Berdasarkan pemaparan dr. Patricia Aulia, ada beberapa penyakit kulit pada bayi yang sering sekali muncul yaitu:
1. Miliaria
Miliaria atau biasa disebut biang keringat adalah salah satu penyakit kulit yang sering dialami oleh bayi.
Jenis penyakit kulit bayi ini ditandai dengan adanya bintil-bintil kecil berwarna merah dan terkadang dapat berisi cairan dan disertai rasa gatal. Akibatnya, bayi pun sering rewel dan susah tidur. Oleh karena itu, jika bayi mengalami miliaria, maka harus segera diobati.
Cara mengobati biang keringat (miliaria) pada bayi:
Hal pertama yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemerahan dan gatal adalah dengan menjauhkan bayi di tempat yang panas dan membawanya ke tempat yang sejuk. Selalu perhatikan kondisi pakaian bayi. Jika pakaian bayi sudah berkeringat, maka gantilah pakaiannya.
Biang keringat pada bayi dapat diobati dengan menggunakan krim steroid potensi rendah. Gunakan krim steroid tersebut sesuai resep dokter agar tujuan pengobatan bisa tercapai dan terhindar dari efek samping.
2. Dermatitis Atopik/Eksim
Setelah biang keringat, dermatitis atopik merupakan masalah kulit yang sering terjadi pada bayi. Bayi yang memiliki riwayat turunan alergi dan asma dari orang tuanya memiliki peluang mengalami dermatitis atopik yang lebih tinggi. Sama seperti biang keringat, dermatitis atopik juga menimbulkan rasa gatal dan kemerahan pada kulit bayi.
Gejala dermatitis atopik pada bayi adalah munculnya ruam kemerahan pada kedua pipi bayi, yang sangat gatal. Selain pipi, dermatitis atopik juga sering mengenai daerah lipatan siku dan lipatan lutut. Ruam dermatitis atopik bersifat hilang-timbul dan dapat kambuh kembali.
Cara mengobati eksim susu (dermatitis atopik) pada bayi:
Cara mengatasi dermatitis atopik adalah dengan menggunakan krim steroid potensi rendah sesuai dengan resep dokter.
Bayi yang mempunyai dermatitis atopik mempunyai tipe kulit yang sangat kering dan sensitif sehingga perlu perhatian khusus dalam perawatan kulitnya. Untuk mencegah kekambuhan dermatitis atopik, selalu gunakanlah sabun yang lembut dan pelembab tanpa wewangian.
3. Diaper Rash (Ruam Popok)
Sebagian besar bayi yang memakai popok sering mengalami diaper rash atau dikenal juga dengan istilah ruam popok. Gejala ruam popok ditandai dengan kulit kemerahan, gatal, bahkan bisa disertai munculnya nanah dan demam.
Ruam popok adalah penyakit kulit pada bayi dikarenakan kulit yang tertutup popok teriritasi oleh urine atau feses bayi. Selain iritasi urine dan feses, diaper rash juga disebabkan oleh infeksi jamur atau bakteri. Hipersensitivitas kulit bayi terhadap bahan popok juga bisa menjadi penyebab bayi mengalami ruam popok.
Cara mengobati ruam popok (diaper rash) pada bayi:
- Sering mengganti popok
- Gunakan krim yang mengandung zinc oxide untuk menjaga barrier kulit bayi
- Gunakan krim yang mengandung Aloe Vera dan vitamin E
- Gunakan krim steroid potensi rendah untuk mengurangi peradangan dan kemerahan
- Gunakan krim antijamur (harus dengan resep dokter) untuk mencegah pertumbuhan jamur pada area popok yang dapat memperparah kondisi kulit dan memperlambat penyembuhan.
Setelah mengetahui apa saja penyakit kulit bayi yang umum terjadi, tentu para ibu harus paham seperti apa kriteria kulit bayi yang sehat. Begini ciri-ciri kulit bayi yang sehat:
- Tidak kering
- Tidak bersisik
- Tidak ada kemerahan
- Tidak terdapat gatal pada kulit,
- Halus dan lembut ketika diraba.
Tips Merawat Kulit Bayi yang Perlu Diketahui Orang Tua
Merawat kulit bayi sebenarnya tidak sulit asalkan tahu cara yang benar. Khusus untuk perawatan kulit bayi sehari-hari, bisa lakukan hal-hal berikut ini:
- Gunakan air hangat saat memandikan bayi. Jangan terlalu panas karena dapat menyebabkan kulit kering dan kemerahan.
- Gunakan sabun mandi khusus bayi, terutama apabila kulit bayi sensitif. Apabila bayi mengalami eksim/dermatitis atopik, pilihlah sabun mandi hipoalergenik. Ini artinya sabun tersebut terbuat dari bahan-bahan yang aman dan tidak menyebabkan alergi.
- Setelah dimandikan, keringkan kulit bayi dengan handuk lembut dan pastikan kulit benar-benar kering sebelum menggunakan popok. Kulit yang lembap dapat menyebabkan pertumbuhan jamur pada daerah popok, sehingga memicu ruam popok.
- Gunakan moisturizer/pelembap terutama pada bayi dengan eksim. Pilihlah moisturizer tanpa pewangi yang berlebihan.
- Hati-hati saat menggunakan produk minyak penghangat atau bedak, mengingat banyak produk tersebut yang terbuat dari bahan kimia yang dapat mencetuskan iritasi, terutama pada area popok.
- Gunakan pakaian yang berbahan lembut, nyaman untuk bergerak, dan dapat menyerap keringat dengan baik.
- Sesuaikan pakaian bayi dengan suhu udara. Banyak orang tua yang memakaikan pakaian bayi hingga berlapis-lapis agar bayi merasa hangat, padahal suhu udara sedang sangat panas. Bayi yang memakai pakaian terlalu banyak dan tebal bisa jadi akan berkeringat dan menyebabkan miliaria.
Mitos dan Fakta Perawatan Kulit Bayi
Ada banyak fakta dan mitos perawatan kulit bayi yang banyak tersebar di masyarakat. Sebelum salah dalam mengartikannya, ada baiknya kita ketahui dulu apa saja yang salah dan benar. Berikut ini beberapa mitos dan fakta perawatan kulit bayi menurut dr. Patricia Aulia:
1. Penggunaan sabun antiseptik, apakah perlu?
Salah satu faktor penting dalam merawat kulit bayi adalah pemilihan sabun mandi yang benar. Banyak yang mengira bahwa sabun mandi antiseptik baik dalam memelihara kesehatan kulit bayi karena dapat membunuh kuman penyebab ruam atau eksim.
Faktanya, sabun antiseptik memiliki senyawa kimia yang terlalu keras untuk kulit bayi yang masih sensitif. Penggunaannya malah dapat menyebabkan iritasi dan kemerahan pada kulit. Sebaiknya pilih sabun bayi yang lembut dan tanpa pewangi yang berlebihan.
2. Eksim susu disebabkan pipi bayi yang terkena ASI, apakah benar?
Banyak Ibu yang tidak mau menyusui bayi secara langsung karena takut ASI tumpah ke pipi bayi dan menyebabkan eksim susu. Hal ini tidak benar!
Faktanya, eksim susu adalah peradangan kulit pada bayi yang disebabkan karena faktor genetik/bawaan. Selain itu, menyusui langsung tanpa pompa juga mempunyai banyak dampak positif seperti mempererat ikatan emosional antara ibu dan bayi.
3. Membersihkan kulit bayi dengan tisu basah, apakah aman?
Tisu basah sering digunakan untuk membersihkan kulit bayi seperti untuk mengelap mulut bayi sehabis makan sampai membersihkan daerah popok. Sebenarnya, apakah tisu basah aman untuk bayi?
Faktanya, tisu basah mengandung senyawa kimia dan alkohol sehingga apabila penggunaannya tidak tepat dapat menyebabkan munculnya banyak penyakit kulit.
Selain itu, membersihkan dengan tisu basah juga menyebabkan tertinggalnya sisa sabun pada kulit yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. Sebaiknya, kulit bayi dibersihkan dengan menggunakan kain atau handuk bersih dan air dan jangan lupa dikeringkan.
Tisu basah boleh saja dipakai saat bepergian jauh dari rumah karena lebih praktis, namun jangan terlalu sering.
Pertanyaan Seputar Menjaga Kesehatan Kulit Bayi (Dijawab oleh dr. Patricia Aulia)
DokterSehat bersama @KelasMomBaby dan @sharingmombaby mengadakan tanya-jawab langsung bersama dr. Patricia Aulia melalui grup WhatsApp. Berikut beberapa pertanyaan seputar perawatan kulit bayi yang dijawab langsung oleh dr. Patricia Aulia:
Nama: Siti Maudy Agustini
Usia anak: 18 bulan
Anak saya pernah di lehernya seperti ada bentol-bentol kecil dan merah seperti kaligata. Awalnya saya kira karena alergi atau keringat, tapi esok harinya muncul lagi di bagian yang sama padahal anak saya tidak berkeringat. Kira-kira itu kenapa dan bagaimana cara mengatasinya?
Jawaban:
Di dunia medis kaligata disebut sebagai urtikaria. Ciri khas urtikaria adalah ruam kemerahan yang timbul dan hilang dalam 24 jam dan biasa disertai rasa gatal. Segera bawa ke pusat pelayanan medis terdekat apabila terjadi susah napas dan bengkak pada mulut maupun kelopak mata.
Penyakit ini memang bersifat hilang timbul dan sering kambuh. Selain perubahan suhu, urtikaria sering juga dicetuskan oleh makanan seperti telur, susu, kacang-kacangan, dan debu. Anda dapat mencoba menghindari faktor-faktor pemicunya, namun apabila sakit masih berlanjut sebaiknya konsultasikan kepada dokter spesialis kulit atau dokter spesialis anak terdekat.
Nama: Indry
Usia anak: 4 bulan
Apakah bedak salicyl bisa digunakan sebagai pengganti diaper rash cream?
Jawaban:
Bedak salicyl tidak direkomendasikan untuk ditaburkan pada area popok dan daerah kelamin. Hal ini disebabkan karena bedak salicyl memiliki kandungan zat asam salisilat yang dapat menyebabkan terkikisnya kulit, sehingga dapat memicu iritasi, kemerahan dan gatal-gatal.
Nama: Arih Farida
Usia anak: 24 bulan
Apakah sebenarnya penggunaan minyak telon dianjurkan untuk bayi? Mengingat kulit bayi masih sangat sensitif, sedangkan dalam minyak telon mungkin terkandung bahan kimia yang dapat mengiritasi kulit bayi.
Jawaban:
Minyak telon mengandung 3 jenis komposisi minyak alami, yaitu minyak kayu putih, minyak adas, dan minyak kelapa. Minyak telon boleh diberikan, namun dicoba dengan jumlah yang sedikit terlebih dahulu untuk dapat dinilai apakah terjadi reaksi alergi atau tidak. Sebaiknya penggunaannya tidak diberikan bersamaan sekaligus atau dicampur dengan bahan lain seperti bedak atau baby oil. Pillihlah produk yang sudah diakui BPOM.
Nama: Ita Murtaziqoh
Usia anak: 4 bulan
Bagaimana cara mengatasi kulit kering seperti kerak di kepala bayi?
Jawaban:
Dapat menggunakan shampoo yang mengandung Selenium sulfide dan Zinc. Anda juga dapat mencoba mengoleskan Petroleum jelly selama 5-10 menit sebelum memberikan sampo untuk melembutkan sisik pada kulit kepala bayi, sehingga mudah dilepaskan.
Nama: Iffati Aulia
Usia anak: 10 bulan
Apakah benar agar terlindung dari sinar UV, bayi membutuhkan sunscreen? Jika ya, adakah anjuran cara pemakaian untuk bayi dan sunscreen seperti apa yang boleh digunakan untuk bayi?
Jawaban:
Ya, penggunaan sunscreen sudah diperbolehkan untuk bayi berumur di atas 6 bulan. Gunakanlah sunscreen berlabel broad spectrum yang berarti mempunyai perlindungan terhadap UVA dan UVB sekaligus dengan spf minimal 15. Pemakaian sunscreen sebaiknya pada daerah kulidioleskan 20 menit sebelum paparan matahari.
——
Aasih punya pertanyaan lain? Segera konsultasikan langsung dengan tim dokter dari DokterSehat secara GRATIS!
Cukup follow dan tanyakan langsung pertanyaan Anda melalui Social Media DokterSehat berikut ini:
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.