• Download Anz Komik Apk

    Anz Komik adalah aplikasi baca komik gratis dengan lebih dari 1000 judul komik mulai dari Manga, Manhwa dan Manhua yang sudah dirilis dalam versi bahasa Indonesia.

  • Tujuan Pembentukan LBB

    Liga Bangsa-Bangsa beranggotakan 28 negara sekutu dan 14 negara netral. Tujuan pembentukan LBB pada waktu itu adalah untuk:

  • Daftar lagu soundtrack piala dunia (1990-2018)dan piala eropa (2000-2020)

    1.Gianna Nannini dan Edoardo Bennato-Un'estate (World Cup 1990) 1.1 We Are the Champions - Queen (World Cup 1994) 2.Ricky Martin - La Copa De La Vida (World Cup 1998)...

Sabtu, 18 Februari 2017

Benarkah Mitos Menonton Televisi Terlalu Dekat Bisa Membuat Mata Rusak?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

doktersehat-game-kecanduan-pria-kelainan-porno-tv-malas-beresiko-kematian-nonton

DokterSehat.Com – Saat kita kecil dulu, kita tentu kerap diperingatkan oleh orang tua andai kita menonton televisi dalam jarak yang cukup dekat. Alasan dari larangan ini adalah kita bisa mengalami gangguan penglihatan andai kerap menonton televisi terlalu dekat. Apakah larangan ini sesuai dengan fakta medis?

Pakar kesehatan menyebutkan jika meskipun bisa membuat kita mengalami sakit kepala, dalam realitanya menonton televisi dalam jarak yang cukup dekat ternyata tidak akan mempengaruhi kesehatan indera penglihatan. Mitos ini sendiri berawal pada tahun 1960an dimana teknologi televisi saat itu memang bisa menyebabkan efek buruk bagi penglihatan mata. Pada tahun 1967, televisi berwarna yang diproduksi oleh salah satu perusahaan elektronik terkemuka di dunia memang bisa memberikan paparan radiasi berlebihan. Pihak dinas kesehatan saat itu menyebutkan jika paparan sinar X yang dipantulkan oleh layar televisi bisa mencapai 10 hingga 100 ribu kali lebih banyak dari batas aman. Sejak saat itulah setiap orang dianjurkan untuk menonton televisi dalam jarak yang cukup jauh dan dalam waktu yang tidak lebih dari satu jam.

Setelah menyadari ada yang tidak benar dalam teknologi televisi pada jaman itu, pihak produsen televisi pun mulai memperhatikan radiasi yang dipancarkan oleh layar televisi. Semenjak saat itulah produk televisi di seluruh dunia cenderung jauh lebih aman dan tidak akan membuat masalah bagi penglihatan meskipun kita menontonnya dalam jarak yang cukup dekat.

Hanya saja, pakar kesehatan mata menyebutkan jika ada baiknya kita tidak terlalu lama menonton televisi karena bisa membuat mata menjadi lebih tegang dan lelah. Kebiasaan menonton televisi di dalam kamar tidur juga bisa memicu gangguan tidur. Karena alasan inilah ada baiknya kita tidak menempatkan televisi di kamar tidur dan sebisa mungkin tidak menontonnya dalam waktu yang terlalu lama.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Jangan Dilempar-Lempar, Dokter Lebih Menyarankan Cara Berikut Dalam Memijat Bayi

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

doktersehat-vaksin-palsu-bayi-imunisasi-Hipospadia

DokterSehat.Com – Belakangan ini di media sosial sedang cukup viral video yang menunjukkan teknik baru dalam memijat bayi yang lebih mirip layaknya melempar-lempar bayi. Beragam komentar pun bermunculan dari netizen, termasuk mereka yang mengaku ngeri dengan teknik memijat bayi ini. Menurut para dokter sendiri, cara memijat bayi ini juga cenderung tidak aman. Alih-alih memijatnya dengan teknik melempar-lempar ini, dokter lebih menyarankan teknik pemijatan yang bisa membuat bayi menjadi lebih rileks dan lebih nyaman. Seperti apakah cara memijat bayi yang lebih direkomendasikan oleh para dokter.

Pijatan pada kaki bayi
Kita bisa memijat telapak kaki bayi dan arahkan pijatan ini dari tumit ke bagian jari. Remas jari kaki satu demi satu dengan lembut. Setelah itu, pijatlah bagian punggung kaki dan juga mata kaki.

Memijat bagian paha dan betis bayi
Kedua paha bisa kita pegang dengan kedua tangan kita. Kita bisa melakukan gerakan memutar dengan tangan dari bagian dalam ke luar menuju bagian betis. Setelah itu, lakukan gerakan ini ke atas hingga bayi merasa nyaman.

Pijatan pada dada bayi
Gunakan telapak tangan untuk memijat dada bayi dengan lembut. Kita bisa menggeser tangan ke bagian pinggir dada dan kemudian kembalikan lagi tangan ke tengah. Lakukan hingga seluruh area dada bisa dipijat.

Pijatan pada perut bayi
Kita hanya perlu menggunakan dua atau tiga jari dalam memijat perut bayi dengan lembut. Bagian pertama perut yang perlu dipijat adalah bagian kiri perut dari bawah tulang rusuk menuju ke bawah. Lanjutkan dengan melakukan gerakan melintang dari kiri ke kanan. Setelah itu, kita bisa melakukan gerakan dari bawah ke atas. Ketiga gerakan ini akan membentuk huruf I, L, dan juga U.

Pijatan pada tangan bayi
Pijatlah tangan bayi dari pangkal lengan, lalu turun ke tangan dan lakukan gerakan ini kembali dari tangan ke pangkal lengan dengan lembut.

Pijatan pada wajah bayi
Kita bisa memberikan urutan lembut pada wajah bayi dari bagian sisi wajah hingga ke bagian tengahnya.

Dengan melakukan pijatan yang lembut pada bayi, maka kita akan membantu bayi mengatasi masalah perut kembung dan juga kolik. Bayi pun akan lebih rileks sehingga bisa tertidur dengan lebih nyenyak.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

3 Imunisasi Bayi yang Harus Diberikan Segera Setelah Kelahiran

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Imunisasi Bayi

DokterSehat.Com – Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), merekomendasikan bahwa imunisasi bayi harus dilakukan secepat mungkin. Beberapa bahkan harus diberikan pada saat usia bayi masih berusia 2 bulan atau kurang. Berikut adalah 3 jenis imunisasi bayi yang direkomendasikan untuk anda berikan segera pada buah hati anda segera setelah lahir.

IMUNISASI HEPATITIS B
Imunisasi ini paling baik diberikan dalam jangka waktu 12 jam setelah lahir dan didahului oleh pemberian suntik vitamin K1. Bayi yang lahir dari ibu yang memiliki Hepatitis B positif tidak hanya diberikan vaksin Hepatitis B, tapi juga immunoglobulin hepatitis B. Vaksin Hepatitis B untuk imunisasi bayi diberikan sebanyak 3 dosis, dosis pertama saat anak baru lahir, kedua saat anak berusia 1 bulan, dan yang ketiga saat anak berusia 6 bulan.

IMUNISASI POLIO
Imunisasi bayi yang satu ini memiliki 2 tipe dari cara pemberiannya, yaitu vaksin oral (OPV) dan vaksin suntik (IPV). Pada saat bayi baru lahir, bayi diberikan vaksin polio pertamanya melalui cara oral (OPV-0). Pemberian imunisasi ini boleh dilakukan bersamaan dengan pemberian vaksin hepatitis B. Pemberian imunisasi polio yang selanjutnya diberikan pada saat bayi berumur 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Setelah itu bayi boleh diberikan booster imunisasi polio sebanyak 2 kali pada usia 18-24 bulan dan 5 tahun. Pemberian imunisasi polio setelah yang pertama boleh diberikan secara oral (OPV) ataupun suntik (IPV), namun sebaiknya paling sedikit bayi mendapatkan 1 dosis OPV.

bayi memerlukan imunisasi

IMUNISASI BCG
Imunisasi BCG diberikan sebelum bayi berusia 3 bulan. Lebih baik jika diberikan pada saat bayi berumur 2 bulan. Imunisasi BCG diberikan supaya bayi anda kebal terhadap penyakit TBC, jika lewat usia 3 bulan belum diberikan imunisasi BCG, maka anak harus menjalani uji mantoux terlebih dahulu. Selain ketiga imunisasi bayi di atas, terdapat imunisasi lainnya yang baru mulai boleh diberikan pada si buah hati saat berusia 2 bulan keatas. Seperti DTP, Hib, PCV, Rotavirus, dan Influenza. Setelah anak berusia setidaknya 2 tahun, anak bisa diberi imunisasi lain seperti imunisasi tifoid dan hepatitis A.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Gigitan Hewan – Pertolongan Pertama dan Gejala

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

doktersehat-tangan-terluka-perban-gigitn-hewan

Pertolongan pertama harus terdiri dari menjauhkan hewan dengan orang yang tergigit dan membaw korban ke daerah yang aman. Selanjutnya, lakukan tekanan pada daerah yang berdarah, dan hubungi 119 atau pergi ke unit gawat darurat jika memang cedera tersebut membutuhkan perawatan.

Apakah gejala dari gigitan hewan?
Meskipun sebagian besar gigitan hewan perlu diperiksa oleh dokter, jika tidak segera mencari bantuan medis setelah gigitan terjadi, awasi dengan ketat tanda-tanda dan gejala infeksi. Gejala-gejala ini mungkin menandakan ada infeksi atau adanya substansi puing-puing yang masih terjebak di dalam luka (seperti gigi hewan, robekan kain, atau kotoran). Gejala infeksi adalah sebagai berikut:

  • Kemerahan pada atau di sekitar lokasi gigitan
  • Pembengkakan
  • Nanah mengalir dari luka
  • Peningkatan rasa nyeri
  • Kehangatan lokal di lokasi gigitan
  • Garis-garis merah yang mengarah jauh dari tempat gigitan
  • Demam

Kapan saya harus mencari dokter untuk gigitan hewan?
Kebanyakan gigitan binatang harus dievaluasi oleh dokter setidaknya di poli rawat jalan, atau di unit gawat darurat sebuah rumah sakit karena alasan berikut:

  • Risiko infeksi
  • Adanya gigi yang patah atau tertanam (kucing) atau bahan asing lainnya yang terjebak di dalam luka (yang akan menyebabkan infeksi)
  • Kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh darah yang dapat mendasari
  • Risiko tetanus jika imunisasi tidak up to date
  • Pertimbangan risiko rabies, tergantung pada kondisi hewan dan keadaan gigitan

Jenis gigitan berikut merupakan luka yang menimbulkan risiko infeksi tertinggi dan karena itu memerlukan evaluasi yang cepat:

  • Gigitan anjing karena mekanisme gigitan yang brutal dan menghancurkan jaringan.
  • Gigitan kucing karena mekanisme tusukan dari gigitan.
  • Gigitan binatang liar (dari tikus, misalnya) dan gigitan anjing atau kucing (binatang yang mungkin juga telah digigit oleh hewan liar) risiko tertular rabies.

Luka gigitan tertentu membutuhkan perhatian segera:

  • Gigitan disebabkan oleh binatang liar atau anjing liar atau kucing
  • Kemungkinan gigi, kotoran, atau bahan lainnya dalam luka
  • Perdarahan yang berlebihan
  • Kelemahan atau mati rasa dari daerah tertentu atau daerah tubuh lain yang sebenarnya jauh dari gigitan


Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Gigitan Hewan – Siapa yang Berisiko dan Penyebab

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

doktersehat-anjing-virus-rabies

Yang paling beresiko mendapatkan gigitan hewan adalah sebagai berikut.

Anak-anak: Di antara anak-anak, tingkat cedera terkena gigitan anjing tertinggi pada anak berusia 5 sampai 9 tahun, dan anak-anak lebih cenderung membutuhkan perhatian medis daripada orang dewasa. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa prevalensi kejadian gigitan anjing yang menyebabkan cedera pada anak-anak tampaknya menurun.

Dewasa pria: Di antara orang dewasa, laki-laki lebih cenderung tergigit dibandingkan perempuan.

Orang-orang dengan anjing di rumah mereka: Di antara anak-anak dan orang dewasa, memiliki anjing dalam rumah tangga dikaitkan dengan insiden yang lebih tinggi dari gigitan anjing. Karena jumlah anjing yang dipelihara meningkat rumah, demikian juga kejadian gigitan anjing. Orang dewasa dengan dua atau lebih anjing dalam rumah tangga lima kali lebih mungkin digigit daripada mereka yang hidup tanpa anjing di rumah.

Fakta tentang gigitan hewan

  • Berbagai jenis hewan mulai dari anjing, kucing, hamster, musang, tikus bisa menggigit orang dewasa dan anak-anak.
  • Seringkali, gigitan hewan berasal dari peliharaan keluarga.
  • Kebanyakan negara mengharuskan gigitan binatang dilaporkan ke dinas kesehatan.
  • Selain pengumpulan data sederhana, pelaporan ini menjadi penting dalam kasus-kasus rabies untuk membantu para petugas kesehatan melacak lokasi dan memantau kemungkinan penyebaran penyakit.

Apa penyebab hewan menggigit manusia?
Gigitan binatang biasanya bisa diprovokasi maupun tidak. Gigitan yang terprovokasi akan terjadi jika seseorang mengganggu hewan atau mencoba untuk mengambil makanan hewan tersebut saat hewan tersebut hendak makan. Gigitan yang tidak beralasan mungkin terjadi jika orang tersebut sedang duduk di halaman belakang dan ada tikus berjalan keluar lalu menyerang tanpa alasan. Seekor anjing liar juga bisa mendekati seseorang dan mulai menggigit tanpa alasan. Jenis informasi ini sangat penting untuk para petugas kesehatan karena hewan tertentu yang menggigit “tanpa alasan” gigitan dapat menjadi tanda atau indikator bahwa hewan tersebut mengalami rabies dan perlu ditangkap, dikarantina atau dipantau.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Suka Makan Sambil Nonton Video Ternyata Bisa Memicu Kegemukan

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

doaktersehat-nonton-tv-laga-makan-pizza-popcorn

DokterSehat.Com – Karena tak ingin ketinggalan video yang seru atau asyik untuk ditonton, banyak orang yang kini makan sambil menonton video. Meskipun terlihat menyenangkan, dalam realitanya kebiasaan ini ternyata bisa membuat kita tidak fokus dengan makan dan bisa memicu kegemukan. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Menurut pakar kesehatan, kini semakin banyak pekerja kantoran yang memilih untuk makan siang sambil menonton video. Tak hanya itu, kebanyakan orang juga kini bisa dengan santai makan sambil menonton acara televisi. Padahal, kebiasaan ini ternyata bisa membuat tubuh kita mudah gemuk. Tanpa disadari, suara dari video yang kita tonton ternyata mampu mengalahkan suara kunyahan. Padahal, suara kunyahan dari mulut ini bisa mempengaruhi kapan kita bisa merasa kenyang dan berhenti untuk makan.

Dalam penelitian yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal berjudul Food Quality and Preference, diketahui bahwa jika kita makan dengan fokus tanpa gangguan apapun, maka kita akan mendengar suara kunyahan makanan dengan lebih baik. Tubuh pun akan cenderung lebih peka dan pada akhirnya bisa menentukan porsi makanan yang ideal dan lebih cepat memberikan sinyal kenyang. Alhasil, kita pun tidak akan mudah mengkonsumsi makanan dengan berlebihan.

Penelitian lain yang dilakukan di Brigham Young University dan Colorado State University menyebut efek mendengarkan suara kunyahan ini sebagai ‘the crunch effect’. Gina Mohr, salah seorang pakar kesehatan yang terlibat dalam penelitian ini, berkata bahwa pengaruh the crunch effect ini cukup besar pada seberapa banyak porsi makanan kita sehingga sebaiknya kini kita mulai makan dengan tenang agar tubuh bisa mendengarkannya. Jika kita menutupi suara kunyahan ini dengan suara televisi atau bahkan dengan menggunakan headphone, maka besar kemungkinan kita akan makan lebih banyak dari biasanya. Jika hal ini terus berulang kali terjadi saat kita makan, maka dalam jangka panjang kita akan menaikkan berat badan dengan signifikan.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Konsumsi Ayam Broiler Ternyata Kurang Sehat Bagi Tubuh

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

DokterSehat.Com – Daging ayam adalah salah satu bahan makanan yang disukai oleh banyak orang karena mudah diolah dan memiliki rasa yang lezat. Di pasaran sendiri, kita bisa menemukan beberapa jenis daging ayam.

Namun, sering kali kita membeli ayam broiler yang dagingnya sudah cukup enak untuk dikonsumsi sekaligus memiliki harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan daging ayam kampung. Sayangnya, pakar kesehatan menyebutkan jika konsumsi ayam broiler secara berlebihan ternyata kurang baik bagi kesehatan tubuh kita.

Dilansir dari laman Boldsky, diketahui bahwa ayam broiler ternyata diternak dalam waktu yang sangat singkat dan menggunakan metode khusus. Banyak peternak ayam broiler yang bahkan memberikan antibiotik atau berbagai macam zat kimia lainnya agar ayam bisa tumbuh besar dengan cepat sekaligus tidak mudah terkena penyakit.

Selain itu, karena pemotongan ayam broiler cenderung dilakukan dengan besar-besaran, maka daging ayam juga lebih berisiko terkena berbagai macam bakteri, virus, dan juga kuman yang bisa membawa penyakit.

Jika kita mengonsumsi daging ayam broiler cukup sering, maka dikhawatirkan kita mengonsumsi terlalu banyak bahan kimia yang tentu akan membuat risiko terkena penyakit layaknya kanker, penyakit jantung, diabetes, atau bahkan tumor, meningkat dengan signifikan.

Tak hanya frekuensi konsumsi daging ayam broiler ini, cara pengolahan daging ayam broiler yang tidak tepat juga ikut berperan dalam meningkatnya resiko penyakit-penyakit tersebut dan bahkan bisa membuat kita keracunan.

Lantas, apa yang bisa kita lakukan agar ayam broiler ini lebih aman untuk dikonsumsi? Pakar kesehatan menyarankan kita untuk memasaknya dengan tingkat kematangan yang sesuai.

Selain itu, ada baiknya kita tidak menyimpan daging ayam broiler bersama dengan sayuran dan buah-buahan di dalam kulkas. Kita juga sebaiknya tidak memotong daging ayam ini dengan pisau yang sama untuk memotong sayuran, buah-buahan, dan bahan makanan lainnya.

Pastikan untuk selalu mencuci daging ayam broiler ini hingga bersih sebelum diolah dan ada baiknya kita tidak mengonsumsi ayam ini terlalu sering agar tidak mendapatkan berbagai masalah kesehatan.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Akhir Pekan Dihabiskan Dengan Bersih-Bersih Rumah. Mengapa Tidak?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

doktersehat-perkerjaan-rumah
pic credit: sim usa

DokterSehat.Com – Sebagian orang ada yang ingin menghabiskan waktu di akhir pekan untuk berlibur atau mengunjungi tempat wisata dengan tujuan meredakan stress. Namun, ada pula orang yang memilih untuk tinggal di rumah saja dan melakukan bersih-bersih rumah. Meskipun akan membuat kita menguras tenaga yang cukup banyak, bersih-bersih rumah di akhir pekan ternyata bisa memberikan banyak manfaat kesehatan.

Pakar kesehatan menyebutkan jika setidaknya ada dua manfaat kesehatan yang bisa kita dapatkan jika kita membersihkan rumah. Yang pertama tentu saja adalah lingkungan rumah yang jauh lebih bersih sehingga kita pun tidak akan mudah terkena berbagai macam penyakit. Manfaat berikutnya adalah, kegiatan bersih-bersih rumah ternyata bisa membuat kita membakar kalori cukup banyak, yakni sekitar 300 kalori. Jumlah ini hampir setara dengan kita melakukan olahraga selama 1 jam. Jika kita termasuk orang yang malas untuk melakukan olahraga, maka bersih-bersih rumah tentu bisa dijadikan cara untuk menggantikan latihan fisik tersebut, bukan?

Tanpa kita sadari, kegiatan bersih-bersih rumah layaknya menyapu, merapikan barang-barang, mengepel, atau bahkan mengelap kaca bisa membuat kita membakar kalori dengan jumlah yang sama dengan olahraga lari selama setengah jam. Banyaknya keringat yang keluar menandakan kita telah melakukan banyak gerakan fisik. Hal ini tentu akan membantu kita membakar kalori sekaligus meluluhkan lemak secara maksimal.

Pakar kesehatan David Williams menyebutkan jika bersih-bersih rumah di akhir pekan juga bisa memberikan manfaat bagi kesehatan psikis. Dengan melihat rumah yang jauh lebih bersih dan rapi, maka kita pun akan menjadi lebih tenang, lebih nyaman, dan lebih puas. Tanpa disadari, hal ini bisa berpengaruh positif pada menurunnya kadar stress pada tubuh. Jadi, tak perlu harus pergi ke tempat wisata atau menghabiskan cukup banyak uang. Dengan membersihkan rumah saja di akhir pekan, kita bisa mendapatkan manfaat kesehatan baik fisik maupun psikis.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Benarkah Sering Berolahraga Lari Kurang Baik Bagi Lutut?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

doktersehat-lari-hilangkan-stres

DokterSehat.Com – Banyak atlet olahraga lari yang kerap mengalami masalah nyeri lutut atau nyeri pada bagian persendian lainnya. Karena adanya fakta ini, kita pun berpikir jika olahraga lari jika dilakukan cukup sering , akan kurang baik bagi kesehatan lutut kita. Apakah anggapan ini benar secara medis?

Sebuah penelitian yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal kesehatan berjudul European Journal of Applied Physiology dan dilakukan di Brigham Young University (BYU) justru menemukan fakta bahwa mereka yang berlari santai dengan durasi setengah jam, justru bisa meredakan peradangan pada persendian lutut para pelari. Penelitian yang melibatkan 15 pelari yang memiliki kondisi tubuh yang sehat dengan rentang usia 18 hingga 35 tahun ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah dan cairan pada sendi lutut mereka pada waktu sebelum dan setelah melakukan lari santai selama 30 menit.

Para peneliti sebenarnya memprediksi adanya peningkatan molekul yang bisa memicu peradangan pada cairan lutut setelah para pelari ini berolahraga. Namun, hasilnya justru sebaliknya dimana penanda adanya peradangan ini justru menurun dengan signifikan setelah 30 menit berolahraga lari.

Matt Seeley, salah seorang professor olahraga dari BYU berkata bahwa hasil penelitian ini cukup mengejutkan. Hanya saja, menurut Seeley, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah dampak olahraga berlari ini masih sama jika jumlah partisipan lebih banyak sekaligus mengecek dampaknya satu minggu atau satu bulan setelah melakukan olahraga lari.

Dr. Brian Feeley yang berasal dari University of Californa, berkata bahwa olahraga lari 30 menit termasuk dalam sesi yang singkat sehingga cukup aman bagi lutut dan persendian. Sementara itu, olahraga lari dengan durasi lebih lama dan jarak yang lebih jauh cenderung kurang aman bagi lutut. Telah ada penelitian lain yang menunjukkan bahwa para pelari marathon cenderung mengalami perubahan tulang rawan yang bisa membuat mereka beresiko lebih besar mengalami cedera. Bahkan, menurut Feeley, kerap berlari dengan jarak yang jauh ternyata bisa berpotensi memicu degenerasi sendi.

Dengan adanya fakta ini ada baiknya kita melakukan olahraga lari dengan durasi 30 menit saja dengan intensitas yang santai dan jarak yang dekat. Dengan melakukannya, kita bisa mendapatkan manfaat sehat dari berlari tanpa khawatir akan adanya masalah kesehatan pada lutut.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Jumat, 17 Februari 2017

Apa yang Terjadi Jika Kita malas Mengganti Bantal di Tempat Tidur?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

dotersehat-kamar-tidur-alergi

DokterSehat.Com – Banyak dari kita yang cenderung menggunakan bantal yang ada di tempat tidur dalam waktu yang sangat lama. Sebagai contoh, kita bahkan masih bisa menikmati bantal yang sudah kempes atau bahkan rusak karena dianggap sayang untuk dibuang. Padahal, menurut pakar kesehatan, ada baiknya kita mengganti bantal yang kita gunakan untuk tidur jika sudah digunakan selama dua tahun lamanya. Apa alasan dari adanya rekomendasi ini?

Pakar kesehatan dari The Hygiene Doctor bernama Lisa Ackerley berkata bahwa saat bantal sudah digunakan selama dua tahun, maka 10 persen dari bantal yang biasanya sudah mengempes ini sudah dipenuhi oleh berbagai debu, sel kulit mati, hingga tengau. Meskipun bantal terlihat masih cukup nyaman atau bersih untuk digunakan, ada baiknya kita mempertimbangkan adanya benda-benda tersebut bukan?

Tanpa kita sadari, bantal yang sudah terlalu lama digunakan memiliki ratusan atau bahkan ribuan tengau debu berukuran kecil bersama dengan kotoran dan telur-telurnya. Karena adanya tengau ini, kita tentu akan lebih mudah terkena alergi, gatal-gatal pada kulit, bersin-bersin, sakit tenggorokan, mata yang berair dan gatal-gatal, hingga membuat asma menjadi lebih parah.

Menurut Ackerley, sebenarnya bukan tengau yang menyebabkan masalah kesehatan tersebut, namun kotoran pada tengau lah yang menyebabkannya. Di dalam kotoran tengau, terdapat beberapa enzim yang ternyata membawa penyakit.

Agar bantal atau kasur kita tidak mudah dijadikan tempat tinggal bagi tengau, ada baiknya kita rutin untuk mengganti dan mencuci sprei dan sarung bantal secara rutin. Selain itu, jemurlah bantal dan kasur secara berkala dan pastikan bahwa kamar tidur kita tidak begitu lembab. Jika perlu, kita bisa memberikan pelindung bantal yang bisa membuat kita terhindar dari masalah alergi sekaligus mencegah masuknya tengau debu. Selain itu, saat usia bantal sudah mencapai dua tahun, ada baiknya kita segera menggantinya dengan yang baru.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.