DokterSehat.Com – Nasib menyedihkan menimpa Muhammad Arsyil Halilintar. Bayi yang baru berusia 14 bulan ini sudah seminggu ini dirawat di bagian ICU RSU Kabupaten Tangerang karena mengalami kerusakan dan kekakuan pada paru-parunya. Gara-gara kondisi kesehatan ini, fungsi paru-parunya menurun drastis hingga kurang dari 50 persennya saja. Hidupnya pun kini bergantung pada ventilator.
Sang ibu, Arnida Vierwanti, menuturkan jika saat Ia mengandung Arsyil, sang dokter sudah memperingatkan jika buah hatinya terkena masalah hidrops fetalis, kondisi dimana pada paru-paru, jantung, perut, serta bagian bawah jaringan kulitnya terdapat cairan. Karena kondisi kesehatan ini jugalah Arsyil akhirnya terlahir secara prematur pada usia kehamilan 34 minggu. Setelah lahir, Arsyil juga sudah berkali-kali dilarikan ke rumah sakit sehingga membuat Arnida sampai berhenti bekerja untuk merawatnya.
Mengingat kondisi paru-parunya yang semakin memburuk, Arsyil pun harus dibantu oleh ventilator untuk bernafas. Terhitung, bocah yang juga terkena masalah down syndrome ini pernah dirawat dua bulan di RS Tjipto Mangunkusumo Jakarta karena kondisi pernafasannya ini. Andai Ia berada di dalam rumah, Arsyil kesulitan untuk bernafas sehingga tubuhnya pun membiru. Pada akhirnya, pada bulan April tahun 2016, leher sang bocah harus dilubangi agar bisa dimasuki selang ventilator untuk membuatnya bernafas.
Selain harus menggunakan home ventilator andai dirawat di dalam rumah, Arsyil juga harus mendapatkan asupan susu yang khusus. Sang ibu bahkan harus membeli alat penghisap khusus untuk membersihkan dahak yang menghambat pernafasan sang bocah. Mengingat biaya untuk membeli home ventilator sangatlah mahal, yakni sekitar Rp 180 juta, banyak pihak yang iba dengan kondisinya dan membuat kampanye Koin Untuk Arsyil dengan harapan mampu membantu orangtuanya merawat sang bocah dan membelikan ventilator yang sangat dibutuhkan Arsyil untuk bertahan hidup.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.