DokterSehat.Com – Kejadian di Perancis ini bisa menjadi pelajaran yang dipetik bagi banyak orang tua yang memiliki bayi agar tidak sembarangan memberi buah hatinya minuman atau makanan tertentu. Bagaimana tidak, pada 21 Desember 2016 lalu, ada bayi berusia 10 hari yang harus meregang nyawa gara-gara orang tuanya memberikan suplemen vitamin D. Apa yang sebenarnya terjadi?
Pakar kesehatan sudah berkali-kali mewanti-wanti orang tua dimanapun berada untuk hanya memberikan asupan ASI eksklusif pada bayi hingga usianya enam bulan mengingat sistem pencernaannya belum terbentuk sempurnya. Meskipun begitu, karena kejadian ini cukup mengejutkan, produk vitamin D ini juga masih dalam tahapan investigasi oleh pihak berwenang setempat.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Perancis menyebutkan jika sang bayi ternyata meninggal dunia bukan karena adanya kandungan di dalam suplemen vitamin D tersebut. Berdasarkan hasil investigasi, sang bayi meninggal karena cara pemberian suplemen yang tidak tepat, yakni secara oral dengan menggunakan pipet plastik. Setelah diberi suplemen, bayi pun langsung tersedak dan dua jam kemudian akhirnya meninggal dunia karena serangan jantung.
Sebenarnya, pada tahun 2006 silam, Badan Keamanan Obat dan Makanan di Perancis, ANSM, sudah memperingatkan adanya bahaya dari cara pemberian suplemen vitamin D ini pada bayi. ANSM sendiri meminta produsen suplemen vitamin D ini untuk mengubah bentuk pipet agar cairan suplemen ini bisa memasuki mulut bayi secara perlahan, bukan sekaligus seperti yang terjadi seperti sekarang ini.
Tidak seperti anak-anak di Indonesia yang memang cukup beruntung untuk mendapatkan vitamin D dengan mudah melalui paparan sinar matahari, banyak bayi di negara Eropa yang terlahir di musim dimana paparan sinar matahari sangatlah minim sehingga membutuhkan suplemen vitamin D tambahan. Tujuannya tentu agar bayi bisa menyerap kalsium lebih baik sehingga bisa berpengaruh positif bagi perkembangan tulang bayi.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.