"Dengan e-statement, nasabah akan di kirim rincian pernyataan transaksi selama satu bulan ke alamat email yang telah di daftarkan"
Belakangan semakin marak produk tabungan menggunakan e-statement
Temukan Info apa saja yang ada di blog saya
Apakah MERS itu?
MERS adalah kepanjangan dari Middle East Respiratory Syndrome, yakni sebuah virus yang disebabkan oleh coronavirus. Virus ini merupakan jenis baru dari keluarga Coronavirus (Novel Corona Virus). Penemuan virus ini pertama kali dilaporkan sejak bulan September 2012 yang pertama kali ditemukan di Arab Saudi. Dan hingga Juni 2013, tercatat sebanyak 77 kasus jumlah infeksi MERS didunia. Jumlah terbanyak dicatat dan dilaporkan di Saudi Arabia, kemudian disusul Italia, Inggris, Prancis, Jordania, Qatar, Tunisia dan Uni Emirat Arab.
Dari jumlah kasus tersebut, 40 kasus diantaranya berakhir dengan kematian. Meski penyebabnya sama yakni disebabkan oleh virus dari ras Corona yang juga menjadi penyebab utama penyakit Severe Acute Syndrome (SARS) namun virus ini sebenarnya tidak sama, virus penyakit MERS ini lebih mirip dengan coronavirus yang terdapat pada kelelawar.
Penyalit MERS adalah penyakit sindrome pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus yang menyerang bagian saluran pernapasan mulai dari organ ringan sampai dengan organ berat. Saat seseorang terinfeksi MARS, biasanya gejala yang mungkin ditampakan adalah batuk-batuk, sesak nafas, demam.
Ada beberapa hal yang bisa kita ketahui dalam rangka mengenali hal apa sajakah yang dapat menjadi tanda-tanda seseorang terinfeksi virus mematikan yang satu ini. Mengingat serangannya menginfeksi bagian saluran pernafasan, maka berikut ini tanda-tanda penyakit MERS yang mungkin dirasakan oleh calon korbannya.
Selain batuk-batuk, sesak nafas dan demam atau badan yang terasa meriang gejala lain adalah penyakit ini bersifat akut dan biasanya penyakit ini akan timbul pada pasien yang menderita penyakit ko-morbid. Jika gejala-gejala tersebut dirasakan maka ada baiknya segeralah periksakan ke dokter karena catatan mengenai kasus penyakit MERS ini mengungkapkan sekitar setengah dari jumlah pasien yang menderita MERS meninggal dunia akibat ganasnya virus yang terus menggerogoti saluran pernafasan.
Bahkan sebagian dari pasiennya dilaporkan menderita gangguan saluran pernapasan tingkat sedang. Itu artinya bagi para pasien yang hanya menderita gangguan saluran pernafasan tingkat sedang saja memiliki resiko kematian yang cukup tinggi. Untuk itulah satu-satunya cara agar bisa mengetahui apakah seseorang terinfeksi atau tidak setelah mendapatkan gejala-gejala diatas adalah dengan berkonsultasi kedokter agar segera mendapatkan penanganan.
Sama halnya dengan penyakit pernafasan lain seperti Severe Acute Syndrome (SARS), penyakit MERS ini juga dapat menular. Berbicara mengenai penularannya, hingga sampai saat ini para ilmuwan masih melakukan investigasi mengenai pola penularannya. Pasalnya telah ditemukan adanya penularan antara invidu ke individu akibat dari kontak dekat secara langsung. Selain itu penularan dari pasien yang terinfeksi dengan petugas kesehatan yang merawatnya seperti dokter dan suster masih dilakukan investigasi mendalam.
Sementara mekanisme penyebaran virus corona dari hewan ke manusia masih diteliti sampai saat ini, meskipun ada dugaan bahwa manusia pertama yang terinfeksi mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup debu kotoran hewan yang terinfeksi virus MERS. Meski demikian untuk mencegah penyebaran penyakit mematikan ini hendaknya jagalah kontak langsung dengan para penderita agar anda tidak menjadi korban selanjutnya.
Inilah masalah yang saat ini sedang dihadapi, hingga saat ini belum ada obat yang secara khusus dapat dijadikan vaksin untuk mencegah infeksi penyakit MERS. Selain itu, belum juga ditemukan metode pengobatan khusus yang dapat menyembuhkan penyakit MERS. Sementara itu, perawatan medis hanya bersifat supprotive dan berfungsi meringankan gejalanya saja. Sama halnya dengan pengobatan bagi pasien penderita SARS, pengobatan yang dilakukan bagi para penderita MERS yang dilakukan dirumah sakit dilakukan dengan perawatan intensif, terutama jika terjadi sesak nafas. Penderita akan ditempatkan diruang isolasi agar virusnya tidak menyebar kemana-mana.
Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus yang tersedia untuk penyakit MERS, selain itu pengobatan anti viral yang bersifat khususpun belum tersedia, saat ini tindakan penanganan yang dilakuakn pada para pasien dilakukan berdasarkan kondisi pasien. Adapun pencegahan yang terbaik adalah dengan menjalankan pola hidup yang sehat juga menghindari kontak langsung dengan penderita yang telah terinfeksi virus penyebab MERS.
Selain itu penggunaan masker saat secara tak sengaja terdapat kontak atau berada pada satu ruangan dengan penderita akan menjadi alternatif yang baik. Rajinlah mencuci tangan sebelum atau sesudah beraktifitas terutama setelah menyentuh benda-benda asing saat beraktifitas serta etika batuk ketika sakit perlu diterapkan pula untuk menjaga agar orang lain tidak tertular penyakit mematikan ini.
Yang membuatnya begitu heboh adalah penyebarannya yang sebagian besar menulari orang-orang kesehatan hampir 60 persen menjangkit dokter dan perawat yang notabene orang-orang yang setidaknya adalah kelompok yang relatif terjaga kesehatannya. Bahkan satu fakta baru mengungkapkan jika dokter yang menemukan penyakit SARS telah meninggal akibat serangan penyakit ini.
SARS sendiri adalah kepanjangan dari Severe Acute Respiratory Syndrome, yakni suatu infeksi saluran pernafasan yang mengancam jiwa pemicunya sendiri adalah coronavirus yang berhubungan dengan SARS. Penyakit ini pertama kali ditemukan di China pada tahun 2002 silam yang kemudian penyebarannya merambat begitu cepat hingga ke Hongkong dan mulai menyebar keberbagai belahan dunia yang menjangkit masyarakat dilebih dari 20 negara.
Tercatat hingga tahun 2003 penyebaran penyakit ini telah menjangkit 8069 jiwa dan 775 jiwa diantaranya meninggal dunia. Para ahli meyakini SARS ini pertama kali berkembang pada tubuh hewan. Hal ini didasarkan pada temuan mereka akan virus yang sama yang ditemukan didalam tubuh musang. Di China sendiri musang ini dikonsumsi sebagai bahan makanan ketika keadaan terdesak. Sementara di Indonesia sendiri sampai dengan 16 Juni 2003 telah ditemukan sebanyak 7 kasus suspect dan 2 kasus probable SARS dari jumlah 112 pasien yang berobat karena khawatir dirinya menderita SARS.
SARS ini amat menular dan menyebar dari orang ke orang dengan cepat, karena penyebarannya bisa melalui droplet saluran pernapasan atau melalui kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi. Penularan melalui udara, seperti misalkan penyebaran udara, ventilasi, berada dalam satu kendaraan atau gedung yang sama. Hingga saat ini waktu penularan dari individu ke individu lainnya belum diketahui dengan jelas. Untuk sementara waktu penularannya adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernapasan hingga sakitnya ini dikatakan sembuh.
Para ilmuwan kian meyakini bahwa virus dari ras corona ini adalah penyebab SARS. Ilmuwan dari Hongkong mengaku bahwa mereka telah berhasil menunjukan dengan tepat virus corona tersebut setelah mengidentifikasi bagian kecil dari sampel DNA dari pasien yang terjangkit SARS. Selain itu studi yang dibuktikan oleh ilmuwan lain adalah penyakit SARS ini disebabkan oleh virus corona dan paramoxviridae.
Sejatinya kedua macam virus ini telah sejak lama ada, hanya saja gejalanya tidak seganas dan separah seperti saat ini. Coronavirus selama ini dikenal sebagai virus yang menyebabkan penyakit demam flu, diare dan radang paru-paru, sementara virus paramoxyviridae adalah virus penyebab parainfluenza. Kesimpulan sementara yang didapat oleh para ilmuwan mengungkapkan virus penyebab SARS saat ini adalah hadirnya virus baru sebagai hasil dari mutasi coronavirus.
Adapun faktor pemicu ganasnya hasil mutasi virus ini adalah karena lingkungan hidup yang mulai rusak akibat ulah manusia dan kenaikan populasi manusia yang terus meningkat. Sama halnya dengan manusia yang akan berupaya melakukan segala cara untuk dapat bertahan hidup, begitu pula yang terjadi dengan virus ini yang mencoba beradaptasi untuk dapat bertahan hidup sekalipun harus dengan menyerang manusia.
Serupa dengan virus lainnya, coronavirus ini menyebar lewat udara dan masuk melalui saluran pernapasan kemudian bersarang diparu-paru. Jika kehadirannya tidak disadari maka dalam kurun waktu sekitar dua hingga sepuluh hari akan membuat paru-paru menjadi meradang, dan bernafas menjadi kian sulit. Selain melalui udara penularan yang cepat adalah penularan secara langsung, adanya kontak dengan pasien yang terinfeksi SARS seperti mengobrol ataupun bersin akan lebih mudah menyebar karena cairan ludah saat pasien berbicara atau bersin akan langsung masuk ketubuh dan menyebar ditubuh anda. Untuk itu, ada baiknya jaga kontak atau jarak dari pasien yang menderita SARS agar anda tidak ikut terjangkit.
Gejala penyakit SARS yang mungkin terjadi biasanya berupa demam dengan suhu badan lebih dari 38 derajat selsius disertai dengan napas yang terasa pendek, batuk kering, sesak napas, otot yang terasa nyeri, hilangnya selera makan, kepala yang terasa sakit, diare dan perasaan yang terus menerus gelisah. Jika penyakit ini sudah terjadi, orang bisa disebut suspect SARS. Namun apabila gangguan ini terjadi setelah menderita gangguan pernapasan maka orang tersebut bisa disebut dengan probable SARS atau bisa diduga menderita SARS.
Lantas apakah ketika suhu tubuh diatas 38 derajat selsius dan sempat melakukan kontak langsung dengan pasien SARS, kemudian secara otomatis divonis terkena SARS? Tidak selalu. Ini baru digolongkan suspect SARS. Untuk menyimpulkan seseorang positif tekena penyakit SARS diperlukan medical checkup oleh dokter, setelah itu barulah bisa diputuskan apakah orang tersebut menderita SARS atau tidak.
Ada beberapa gejala SARS yang bisa dibaca secara medis seperti radang paru-paru, trombosit darah yang terus menurun setelah melakukan kontak dengan penderita SARS dan limfosit yang ikut menurun, selain itu jika sudah berat oksigen dalam darah akan ikut menurun dan enzim hati akan meningkat. Meski beberapa gejala ini dicurigai sebagai gejala SARS, namun semua gejala ini sewaktu-waktu bisa berubah, dan penelitian terhadap gejala-gejala ini masih terus dilakukan hingga saat ini. Untuk itu anda tidak bisa menebak-nebak kemudian memvonis diri atau orang lain yang mengalami gejala ini dikatakan positif menderita SARS.
Cara yang terbaik untuk mencegah suatu penyakit adalah menghindari kemungkinan dan sumber penyakit itu sendiri. Begitupun dengan tindakan pencegahan untuk penyakit SARS. Hindari tempat atau area terjadinya kasus SARS seperti daerah pembawa wabah penyakit SARS atau tempat ditemukannya korban yang terinfeksi SARS. Selain itu, hindari kontak intensif dengan orang-orang yang menderita dan terinfeksi SARS dengan alasan apapun karena kontak langsung adalah salah satu penyebaran paling umum yang ditemukan dari para penderitan penyakit ini.
Virus memiliki peranan yang menguntungkan dan merugikan untuk kehidupan manusia. Virus yang berperan menguntungkan, diantaranya dapat dijadikan sebagai antitoksin untuk dapat melemahkan bakteri dan untuk reproduksi vaksin. Sementara itu virus yang merugikan tentunya akan mendatangkan penyakit bagi manusia dan mahluk hidup lainnya.
Kita memang tidak tahu virus yang beredar dilingkungan apakah menguntungkan atau merugikan. Namun meski begitu hal yang paling penting untuk mencegah penyebaran penyakit akibat virus adalah dengan menjaga pola hidup untuk tetap sehat. Pola hidup seperti ini bisa mulai diterapkan dengan melakukan hal-hal kecil seperti membiasakan mecuci tangan sebelum dan setelah beraktifitas terutama setelah menyentuh benda. Pencegahan lainnya, anda bisa mulai mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus SARS yang mengotori udara.
Saat ini penggunaan obat yang dianjurkan oleh para medis yang menangani penyakit SARS adalah dengan pemberian antibiotik yang bisa digunakan untuk mengobati pneumonia atipikal yang serius bagi para penderita SARS. Namun apabila pemberian obat ini tidak membuahkan respon setelah berhari-hari, hendaknya penderita diberikan kombinasi obat-obatan seperti oseltamivir atau ribavirin beserta steroid sekaligus, namun tentunya resep ini harus berdasarkan anjuran dokter agar dosisnya disesuaikan dengan kondisi pasien.
Itulah dia pengetahuan mengenai SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan acara pencegahannya. Hingga kini para ilmuwan telah melampaui tahapan penemuan virus SARS sehingga mereka dapat berkonsentrasi untuk menemukan cara mendiagnosa, mencegah dan mengobati wabah ini secara tuntas sehingga dokter dapat mengkonfirmasi pada pasien yang terinfeksi virus mematikan ini. Meski belum didapatkan secara pasti obat atau penangkal yang mampu melawan virus ini, namun untuk mengurangi jumlah pasien yang terinfeksi ada baiknya jika kita mulai menjaga kesehatan dan mulai menjalankan pola hidup yang sehat.
Pada dasarnya bagian tubuh seperti hidung, sinus, saluran pencernaan, mulut dan paru-paru memiliki cairan lendir yang terdapat dibagian permukaanya. Lendir ini bekerja sebagai selimut mulut atau pelindung pada permukaan jaringan tersebut, yang mana dapat mencegah jaringan bawahnya dari kekeringan, bertindak sebagai antikuman (sistem pertahanan) dan menjalankan fungsinya dengan normal. Pada kondisi normal lendir tersebut atau ingus ini diproduksi dalam jumlah yang normal dan tidak sampai melebihi batas hingga keluar hidung dan dengan warna tertentu yakni bening dan putih.
Cairan mukosa pada hidung atau ingus ini akan diproduksi secara berlebihan apabila terjadi reaksi pada lapisan mukosa hidung yang membuatnya menjadi lebih aktif daripada biasanya, reaksi tersebut bisa berupa infeksi seperti halnya influenza atau sebagai akibat dari paparan zat-zat tertentu (alergen) yang dapat menimbulkan reaksi alergi. Selain itu ada tujuan tertentu ketika ingus diproduksi secara berlebih yakni produksi ingus yang berlebihan merupakan mekanisme tubuh yang bertahan untuk mengusir virus yang dibawa saat infeksi terjadi serta untuk mengusir zat-zat alergen pada reaksi alergi.
Meski secara normal cairan mukosa yang diproduksi oleh hidung berwarna bening-putih, namun tak selamanya ingus yang dikeluarkan hidung memiliki warna demikian. Misalkan ketika terjadi influenza warna dari cairan ingus akan berwarna bening namun seiring berjalannya waktu, warna ini akan berubah menjadi kuning hingga kehijauan, bahkan terkadang ingus ini bercampur dengan darah sehingga warnanya berubah menjadi merah hingga merah kecoklatan.
Untuk menambah wawasan anda, berikut macam-macam warna ingus dan maknanya:
1. Ingus Tidak Berwarna (Bening Atau Putih)
Pada dasarnya ini adalah warna normal dari cairan mukosa atau ingus yang dihasilkan oleh hidung. Ingus dengan warna ini hanya menunjukan peningkatan produksi lendir, hal ini biasanya sebagai akibat yang ditimbulkan oleh reaksi alergi ataupun infeksi virus tahap awal seperti saat anda mengalami influenza dan common cold.
2. Ingus Berwarna Kuning dan Kehijauan
Pernahkah anda mendengar atau bahkan melihat sendiri ingus dengan warna kuning atau waran hijau yang kental yang kemudian di indikasikan sebagai tanda terjadinya infeksi. Namun jangan sampai keliru, meskipun disebabkan oleh infeksi hal ini bukan berarti ingus yang keluar dengan warna kuning atau hijau sebagai akibat dari infeksi bakteri yang menyerang bagian hidung dan area sekitarnya.
Saat terjadi influenza dan common cold, sisitem imun tubuh akan mengirimkan sel-sel darah putih yang disebut dengan neutrofil pada daerah yang terkena infeksi dalam hal ini daerah mukosa hidunglah yang terinfeksi. Sel-sel ini mengandung enzim dan berwarna kuning kehijauan, dan jika muncul dalam jumlah yang besar dapat mengubah lendir menjadi berwarna demikian.
Hanya saja perlu diwaspadai lendir berwarna kuning atau hijau dapat pula menjadi indikasi sebagai tanda kemungkinan adanya infeksi telinga dan sinus (sinusitis) yang cukup berbahaya. Apabila hal ini terjadi, maka akan disertai pula dengan gejala lain. Jika tejadi pada sinusitis, maka gejalanya akan disertai dengan demam, tersumbat dan nyeri yang terjadi pada daerah sekitaran wajah hidung dan kening dan ingus yang berbau menyengat mirip dengan bau busuk. Sedangkan pada infeksi telinga gejala lain yang akan ikut dirasakan diantaranya rasa nyeri pada telinga yang terasa tak biasa serta demam yang tinggi. Kedua infeksi ini merupakan infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri yang dibawa bersama influenza. Karena akibat yang ditimbulkan akan berbahaya, untuk itu ketika gejala ini dirasakan sebaiknya segera temui dokter untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih pasti dan memadai.
3. Ingus Berwarna Kehitaman
Cairan mukosa hidung yang keluar dengan warna hitam biasanya terjadi akibat terlalu seringnya menghirup polutan diudara. Karena salah satu kinerja lendir hidung adalah menyaring kotoran atau partikel lain agar tidak masuk kedalam paru-paru. Jika hidung menghirup abu, kotoran, debu, asap atau zat semacamnya yang terbawa oleh udara kedalam hidung maka lendir ini akan menjebak partikel kecil dalam zat tersebut agar tidak mengapung masuk ke paru-paru. Biasanya ingus hitam atau berwarna abu-abu ini akan sering dijumpai jika anda tinggal di kota-kota besar terutama kota industri sebagai akibat polusi udara yang terlalu tinggi.
4. Ingus Berwarna Orange, Merah atau Merah Bercampur Dengan Warna Kecoklatan
Salah satu warna ingus yang paling menakutkan adalah ketika ingus keluar dengan warna merah yang artinya cairan ingus ini telah bercampur dengan darah. Ada banyak penyebab yang bisa mengakibatkan hal ini terjadi seperti halnya masuknya benda asing ke hidung yang kemudian merusak jaringan lunak dibagian hidung, jika hal ini terjadi biasanya cairan ingus juga akan disertai dengan bau busuk yang begitu menyengat, kondisi ini terutama dicurigai pada anak-anak yang kerap kali sering memasukan benda apa saja pada mulut dan hidungnya. Untuk mencegah hal ini terjadi, ada baiknya jika terus dampingi buah hati agar jangan sampai lengah. Selain itu, hal ini bisa juga disebabkan oleh keganasan atau kanker pada sinus walaupun kasusnya jarang terjadi.
5. Ingus Berwarna Kebiruan
Lendir atau cairan ingus dapat berubah menjadi berwana kebiruan hal ini terjadi sebagai akibat dari serangan bakteri tertentu yang disebut dengan Pseudomonas pyocyanea. Bakteri ini adalah bakteri gram negatif aerob obligat yang memiliki flagella polar, bakteri jenis ini dapat ditemukan dialam seperti air, tanah dan bahkan hewan. Jika bakteri ini tumbuh pada media yang sesuai, maka akan menghasilkan pigmen nonfluoresen yang berwarna kebiruan. Amat jarang sekali kasus seperti ini yang dijumpai pada manusia, kemungkinannya saja hanya 1 dari 10.00 orang yang mengalami hal ini. Jika lendir ingus telah berwarna biru tebal dan kental, sebaiknya segera mendapatkan perhatian medis agar penanganan tepat. Ingus berwarna biru bisa juga terjadi akibat menghirup bubuk atau partikel berwarna biru yang mengapung diudara atau terhirup secara tidak sengaja. Umumnya jika hal ini terjadi, maka ingus akan kembali normal dalam waktu yang singkat antara satu hingga dua hari.
Itulah dia beberapa macam warna ingus yang bisa mengindikasikan beberapa kondisi tertentu. Hal yang terpenting yang harus anda lakukan adalah pergi menemui dokter jika keluhan pada ingus terjadi. Lantas kapankah seharusnya menemui dokter? Ketika ingus terasa mengganggu, ketika ingus muncul dengan tanda-tanda infeksi sinus dan telinga, ketika ingus keluar disertai darah, ketika ingus berbau tidak sedap atau sewaktu-waktu ketika anda merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan ingus dan kesehatan yang anda rasakan.
Apa itu Sinusitis?
Sinusitis merupakan peradangan yang terjadi pada organ sinus. Sinus sendiri adalah rongga udara yang terdapat didaerah wajah yang langsung terhubung dengan hidung. Peradangan pada sinus ini dapat menyebabkan penimbunan lendir pada rongga sinus dan menjadi media bagi pertumbuhan bakteri. Hal ini umumnya merupakan akibat dari meluasnya infeksi hidung ringan seperti selesma biasa. Membuang lendir lewat hidung secara paksa dapat mendorong kuman masuk pada sinus-sinus tersebut.
Gejala awal yang mungkin ditimbulkan dari infeksi sinus atau sinusitis ini berupa cairan mukosa hidung (ingus) yang berwarna kuning atau hijau yang disertai dengan nyeri dibagian wajah dan sekitaran pipi, dahi, mata dan bahkan meradang hingga ke bagian rahang dan gigi. Sinustis ini biasanya terjadi setelah bagian saluran pernafasan atas terinfeksi seperti pilek atau flu. Sementara itu peradangan atau infeksi sinus dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok diantaranya :
1. Sinusitis Akut
Peradangan sinusitis tipe ini merupakan tipe yang paling umum dijumpai terutama pada anak. Sementara itu gejala yang ditimbulkan hampir mirip dengan gejala saat terjadi flu yakni batuk, hidung tersumbat, keluarnya ingus hanya saja ingus atau lendir ini tidak disertai dengan demam dan lendir ingus yang keluar berwarna hijau. Jika menyerang anak-anak, umumnya gejala ini akan dialami oleh sikecil hingga sepuluh hari dan kondisinya akan mulai memburuk dihari ketujuh. Untuk itu, baiknya lebih teliti dan berhati-hati jika terjadi sesuatu yang tidak beres dengan sikecil, segera periksakan ia dengan dokter terdekat untuk mengetahui jika ada penyakit dalam tubuhnya.
2. Sinusitis Kronis
Gejala yang dirasakan dari sinusitis kronis ini akan serupa dengan sinusitis akut hanya saja masanya akan lebih lama daripada sinusitis akut. Sinusitis kronis ini dapat berlangsung selama hampir tiga bulan dan diperparah dengan munculnya rasa nyeri dibagian kepala. Selain itu pada sinusitis jenis ini sudah terjadi penebalan lapisan sinus dan timbulnya jaringan yang bersifat menghambat dan menghalangi yang dikenal dengan sebutan polip.
3. Sinusitis Akut Kambuhan
Sinusitis jenis ini gejalanya serupa dengan sinusitis akut, hanya saja sinusitis ini sering kambuh. Biasanya dalam waktu satu tahun anak dapat kembali terjangkit lebih dari empat kali. Dan setiap kali sinusitis ini kabuh masa berlangsungnya bisa mencapai sepuluh hari. Namun tak perlu khawatir, keadaan anak akan sehat diantara periode kambuhan ini.
Agar anda atau ibu dirumah bisa lebih waspada pada serangan sinusitis, berikut gejala-gejala yang harus anda ketahui yang mungkin menjangkit anda dan orang-orang tersayang.
1. Rasa Nyeri Dibagian Wajah
Nyeri tumpul yang berdenyut atau tekanan akan terasa pada wajah karena ini adalah gejala awal dari sinusitis. Hal ini terjadi akibat tekanan yang ditimbulkan oleh jaringan yang meradang pada bagian ujung-ujung saraf di dinding sinus. Sinusitis frontalis menyebabkan nyeri pada dahi atau sakit kepala. Sementara sinusitis maksilaris dapat menyebabkan nyeri pipi yang dapat menjalar kebagian sekitaran gigi dibagian rahang atas. Sinusitis etmoidalis akan menyebabkan nyeri diantara mata. dan sinusitis sfenidalis menyebabkan nyeri dibagian belakang mata, sepanjang tengkuk atau dibagian kepala paling atas.
2. Hidung Tersumbat
Pada saat yang bersamaan dengan keluarnya ingus, sinusitis juga akan memiliki gejala hidung tersumbat. Hal ini diakibatkan karena peradangan atau infeksi akan menyebabkan pembengkakan pada sinus dan hidung dibagian dalam.
3. Berkurangnya Daya Penciuman
Membengkaknya area selaput dibagian hidung dalam akan menghambat bau yang anda hirup hingga mencapai kebagian penciuman. Hal inilah yang akan menyebabkan daya penciuman seseorang yang menderita sinusitis menjadi berkurang.
4. Berkurangnya Daya Pengecap
Indra pengecap yang normal tergantung pada keutuhan sensasi penciuman. Sehingga apabila indra penciuman terganggu maka akan menyebabkan menurunnya atau berkurangnya fungsi dari indra pengecap.
5. Kepala yang Terasa Nyeri
Tekanan tinggi dan pembengkakan yang terjadi pada sinus yang terus menerus terutama ketika sedang pilek dapat menjadi bergema diseluruh bagian tengkorak sehingga dapat menyebabkan sakit kepala. Selain dibagian kepala, rasa sakit ini juga mungkin muncul dibagian-bagian yang tidak terduga, seperti sakit gigi, nyeri dibagian rahang atas dan pipi, serta sakit telinga yang tiba-tiba. Sakit kepala akibat sinusitis ini biasanya akan terasa begitu menyiksa saat bangun dipagi hari, hal ini karena cairan yang telah mengumpul semalaman.
6. Batuk
Gejala sinusitis yang satu ini terjadi karena cairan mukosa hidung atau ingus kebagian belakang tenggorokan mungkin akan menyentuh pita suara dan memicu iritasi, terutama jika terjadi terus menerus. Hal inilah yang dapat menyebabkan batuk berkepanjangan yang begitu menjengkelkan.
Itulah dia ciri dan gejala sinusitis. Pada prinsipnya ketika kita merasa ada yang tidak beres dengan tubuh, maka ada baiknya segeralah berkonsultasi kedokter. Dan terutama untuk penyakit sinusitis ini, jika gejala-gejala sudah dicurigai, baiknya segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan dan perawatan yang tepat.